Sistem hormon adalah
suatu sistem yang mengatur aktivitas tubuh.
Hormon adalah senyawa
kimia yang disekresi oleh sistem endokrin / hormon untuk mengatur aktivitas
tubuh.
Kelenjar endokrin adalah
sekelompok sel yang menghasilkan atau menyekresi hormon dalam jumlah sedikit.
Organ sasaran adalah
organ-organ tertentu tempat hormon disekresi secara eksositosis.
Cabang biologi yang
khusus mempelajari sistem hormon adalah endokrinologi.
Tanggapan tubuh terhadap
hormon lebih lambat dibandingkan dengan tanggapan tubub terhadap rangsangan
saraf.
Sistem hormon yang ada
pada tubuh manusia tersusun atas beberapa kelenjar endokrin, tetapi yang utama
adalah tujuh buat kelenjar endokrin yang tersebar di seluruh tubuh. Ketujuh
kelenjar tersebut adalah:
Kelenjar Hipofisis/Pituitari
·
Disebut juga master gland karena mampu menghasilkan
berbagai hormon yang berfungsi mengatur kelenjar hormon lainnya.
·
Berukuran sebesar
butir kacang kapri.
·
Terletak pada
bagian dasar otak besar, yaitu persis di bawah hipotalamus.
·
Kelenjar hipofisis
dibagi menjadi tiga bagian (lobus), yaitu:
a)
Hipofisis Bagian
Anterior.
Diatur oleh dua kelompok hormon yang disekresi oleh
hipotalamus, yaitu faktor pelepas dan faktor penghambat.
Hipotalamus dan hipofisis anterior dihubungkan oleh
jalinan pembuluh darah.
Hipofisis anterior menyekresi beberapa jenis hormon,
yaitu:
o Somatotrophic
Hormone (STH)
Disebut juga hormon pertumbuhan.
Fungsi à mengendalikan atau merangsang pertumbuhan rangka dan
tubuh secara keseluruhan (tidak terjadi secara langsung, tetapi melalui
perangsangan pada hati).
Pada anak-anak à kekurangan mengakibatkan pertumbuhan terhambat/kerdil
(dwarfisme), kelebihan menyebabkan pertumbuhan raksasa (gigantisme).
Pada dewasa à kelebihan menyebabkan akromegali, yaitu pertumbuhan
yang tidak seimbang pada tulang jari tangan, jari kaki, rahang, atau tulang
hidung.
Perangsang à faktor pelepas hormon tumbuh (GRF) dari hipotalamus.
o Thyroid
Stimulating Hormone (TSH)
Fungsi à mengendalikan sekresi hormon tiroksin oleh kelenjar
tiroid.
Perangsang à hormon pelepas tirotrofik (TRF) dari hipotalamus.
Kelebihan à penyakit gondok.
o Adrenocorticotrophic
Hormone (ACTH)
Disebut juga hormon kortikotrofin.
Fungsi à merangsang korteks kelenjar adrenal untuk menyekresi
hormon glukokortikoid.
Perangsang à faktor pelepas kortikotrofin (CRF) dair hipotalamus.
o Follice
Stimulating Hormone (FSH)
Perangsang à faktor pelepas gonadotrofin (GnRF) dari hipotalamus.
Fungsi à merangsang pertumbuhan dan perkembangan
folikel-folikel di dalam ovari, merangsang sekresi estrogen oleh folikel dan
merangsang pematangan sel telur di dalamnya (pada wanita), mengatur
perkembangan testis dan merangsang proses spermatogenesis di dalamnya (pada
laki-laki).
o Luteinising
Hormone (LH)
Perangsang à GnRF dari hipotalamus.
Fungsi à memengaruhi terjadinya ovulasi dan membentuk korpus
luteum dari folikel di dalam ovarium, merangsang korpus luteum untuk menyekresi
hormon progesteron (pada wanita), merangsang sel-sel Leydig di dalam testis
untuk menyekresi hormon testosteron (pada laki-laki).
o Prolaktin
Disebut juga hormon laktogenik.
Fungsi à merangsang sekresi air susu setelah melahirkan,
memelihara korpus luteum.
Perangsang à secara refleks melalui proses penyusuan atau
pengisapan puting.
b)
Hipofisis Bagian
Intermediet.
Hipofisis intermediet menghasilkan hormon melanosit
(MSH).
Sel sasaran à sel-sel melanosit yang mengandung pigmen hitam
melanin.
Fungsi à tidak berperan penting pada sifat normal melanosit
manusia. Namun, pada keadaan tertentu, misalnya hamil, peningkatkan sekresi MSH
menyebabkan warna kulit menjadi sedikit lebih gelap.
c)
Hipofisis Bagian
Posterior.
Memiliki hubungan saraf langsung dengan hipotalamus.
Hipofisis posterior menyekresi beberapa jenis hormon,
yaitu:
o Oksitosin
Sel sasaran à otot uterus dan pada sel-sel mioepitel kelenjar susu.
Fungsi à merangsang kontraksi uterus pada saat melahirkan
sehingga membantu pengeluaran janin, merangsang kontraksi uterus sehingga
membantu pengangkutan sperma ke sel telur, merangsang sel-sel mioepitel pada
kelenjar susu untuk berkontraksi sehingga mendorong keluarnya air susu,
merangsang pelepasan prolaktin.
o ADH (Antidiuretic
Hormone)
Disebut juga vasopresin.
Fungsi à menyebabkan kontraksi dinding pembuluh darah sehingga
mempersempit rongga pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah di dalamnya,
mengatur pelepasan air dari ginjal dengan membantu reabsorpsi air dari tubulus
distal nefron.
Perangsang à meningkatnya tekanan osmosis darah akibat dehidrasi.
Kekurangan à diabetes insipidus (keluarnya air seni secara
berlebihan).
Kelenjar Tiroid
·
Disebut juga
kelenjar gondok.
·
Terdiri atas dua
lobus.
·
Terletak di bagian
leher, tepatnya di kanan kiri trakea, di dekat laring.
·
Hormon yang
dihasilkan kelenjar tiroid adalah:
a)
Hormon tiroksin
Disusun dari asam amino tiroksin dengan penambahan
yodium yang berasal dari makanan.
Pembentukannya berhubungan dengan zat yodium.
Kekurangan yodium menyebabkan penyakit gondok yang ditandai dengan pembengkakan
kelenjar tiroid.
Tidak memiliki organ sasaran yang spesifik.
Fungsi à memengaruhi proses sel di seluruh tubuh, yaitu
meningkatkan laju metabolisme jaringan dan laju metabolisme glukosa.
Pada anak-anak à kekurangan menyebabkan kekerdilan (kretinisme) dengan
tanda-tanda penderita tidak dapat mencapai perkembangan fisik dan mental yang
normal.
Pada dewasa à kekurangan menyebabkan miksedema dengan tanda-tanda
penurunan laju metabolisme, berat badan yang berlebihan, kerontokan rambut, dan
respons yang lambat terhadap rangsangan dari luar. Kelebihan menyebabkan
eksoftalmos, yaitu protrusi mata (bola mata seakan-akan keluar), terjadi peningkatan
laju metabolisme dan detak jantung, penurunan berat badan (walaupun nafsu makan
tetap atau bertambah), kelelahan, dan gugup.
b)
Hormon kalsitonin
Disekresi pada saat kadar ion-ion kalsium dalam darah
terlalu tinggi.
Fungsi à menurunkan kadar ion-ion kalsium dalam darah.
Kelenjar Paratiroid
·
Ada dua pasang
(empat buah).
·
Disebut juga
kelenjar anak gondok.
·
Letaknya menempel
pada permukaan belakang kelenjar gondok (tiroid).
·
Hormon yang
dihasilkan oleh kelenjar paratioid adalah hormon paratiroid (PTH).
Fungsi à memobilisasi ion kalsium (Ca2+) dari
rangka, merangsang absorpsi ion kalsium dan fosfor dari saluran pencernaan,
serta menyebabkan ginjal mengekskresi ion fosfor pada saat menahan ion kalsium
melalui reabsorpsi.
Kekurangan à penyakit tetani yang ditandai dengan gejala
kejang-kejang, suhu tubuh naik, gelisah, insomnia, dan kesemutan.
Kelebihan à tulang menjadi rapuh karena banyaknya pengambilan ion
fosfor dan kalsium yang terdapat di dalam tulang (osteitis fibrosa/von Recklinghausen),
terjadi peningkatan ekskresi kalsium dan fosfor dalam urine yang diikuti dengan
diuresis (meningkatkan pengeluaran urine).
Kelenjar Adrenal
·
Terletak pada
bagian atas setiap ginjal.
·
Kelenjar adrenal
memiliki dua bagian, yaitu:
a)
Medula adrenal
Distimulasi oleh sistem saraf simpatetik.
Medula adrenal memproduksi dua hormon, yaitu:
o Adrenalin (epinefrin).
Disekresi sekitar empat kali lebih banyak daripada
noradrenalin.
Disekresi sebagai tanggapan terhadap keadaan stres.
Peran à
-
Mengubah glikogen
di dalam hati menjadi glukosa sehingga meningkatkan kadar gula darah.
-
Melebarkan
bronkiolus dan menurunkan diafragma sehingga lebih banyak udara yang dihirup.
-
Meningkatkan laju
dan kekuatan detak jantung sehingga meningkatkan tekanan darah.
-
Menyempitkan arteriola
darah saluran pencernaan dan organ-organ reproduksi serta menghambat gerak
peristaltik.
-
Menyempitkan
arteri di kulit sehingga darah yang mengalir ke kulit lebih sedikit.
-
Menyebabkan
kontraksi otot penegak rambut sehingga rambut-rambut di kulit menjadi berdiri
(merinding).
-
Meningkatkan
kesadaraan mental sehingga meningkatkan kepekaan dan kecepatan tanggapan.
-
Mengubah cadangan
lemak menjadi asam lemak sehingga tersedia bagi kontraksi otot.
o Noradrenalin (norepinefrin).
Kerja noradrenalin umumnya bersifat antagonis terhadap
kerja adrenalin, contohnya menurunkan tekanan darah dan laju serta kekuatan
detak jantung.
Walaupun bekerja secara berlawanan, adrenalin dan
noradrenalin memiliki tujuan sama, yaitu mengatur kadar gula darah agar tetap
stabil.
b)
Korteks adrenal
Distimulasi oleh hormon-hormon dari hipofisis.
Menghasilkan sejumlah hormon steroid yang disebut
kortikoid.
Hormon-hormon tersebut dibentuk dari kolesterol yang
disintesis di korteks adrenal atau diserap dari darah.
Hormon-hormon kortikoid merupakan hormon-hormon yang
bekerja lambat dan memiliki efek/pengaruh yang lama.
Hormon-hormon kortikoid dikelompokkan menjadi dua,
yaitu:
a)
Glukokortikoid
Meliputi kortisol dan kortikosteron.
Berhubungan dengan metabolisme glukosa dan dibentuk
pada saat dalam keadaan cemas atau gelisah, demam, dan terkena penyakit.
Fungsi à memengaruhi metabolisme karbohidrat, lemak, dan
protein.
Kelebihan à sindrom Cushing yang berhubungan dengan obesitas,
kelemahan otot, peningkatan tekanan darah, dan diabetes.
b)
Mineralkortikoid
Meliputi aldosteron.
Berhubungan dengan retensi (penyimpanan) air melalui
pengaturan distribusi ion-ion anorganik.
Fungsi à meningkatkan reabsorpsi ion-ion natrium (Na+)
dan klorida (Cl-) oleh tubulus ginjal, mengatur konsentrasion ion Na+
dan K+.
c)
Androgen.
Hormon kelamin laki-laki.
Fungsi à mengatur pertumbuhan perilaku seksual laki-laki.
Akibat kerusakan à penyakit Addison yang ditandai dengan turunnya kadar
gula darah dan tekanan darah, hilangnya nafsu makan, serta kelelahan.
Kelenjar Pankreas
·
Sebagian besar
sel-sel pankreas menghasilkan enzim-enzim pencernaan, tetapi beberapa di
antaranya menghasilkan hormon-hormon.
·
Sel penghasil
hormon itu tersusun dalam kelompok kecil tersendiri yang dinamakan pulau-pulau
Langerhans.
·
Pulau Langerhans
terdiri atas dua tipe sel, yaitu sel-sel alfa dan sel-sel beta.
·
Sel-sel alfa
menghasilkan hormon glukagon.
·
Sel-sel beta
menghasilkan hormon insulin.
·
Keduanya berperan
mengatur kadar gula darah, tetapi pengaruhnya berlawanan (antagonistis).
a)
Glukagon
Disekresi ke dalam aliran darah oleh sel-sel alfa
pulau Langerhans sebagai tanggapan atas turunnya kadar gula dalam darah.
Bekerja pada sel-sel hati.
Fungsi à mengubah glikogen cadangan menjadi glukosa
(glikogenolisis) sehingga kadar gula darah menjadi pulih, meningkatkan mobilisasi
asam lemak dari jaringan adiposa (lemak).
b)
Insulin
Memiliki pengaruh yang berlawanan dengan glukagon.
Jika kadar gula darah meningkat (contohnya, setelah
memakan makanan berkarbohidrat tinggi), insulin dilepaskan oleh sel-sel beta
pulau Langerhans ke dalam aliran darah.
Fungsi à menstimulasi sel-sel hati untuk mengambil glukosa
dari darah dan menyimpannya sebagai glikogen, meningkatkan penyerapan glukosa
di seluruh sel, mendorong pengubahan karbohidrat menjadi lemak, dan
memperlambat pengubahan protein menjadi karbohidrat.
Kegagalan à menimbulkan penyakit diabetes mellitus.
Ovarium dan Testis
·
Ovarium
Organ reproduksi
pada perempuan yang berfungsi memproduksi sel telur atau ovum.
Terletak di
sebelah kiri dan kanan uterus (rahim)
Selain memproduksi
ovum, ovarium juga menghasilkan dua jenis hormon, yaitu:
a)
Estrogen
Penghasil à folikel de Graaf.
Fungsi à merangsang pertumbuhan tanda-tanda kelamin sekunder
perempuan pada masa pubertas (misalnya, perkembangan payudara, perkembangan
pinggul, dan munculnya rambut-rambut kelamin) serta perilaku seksual
Perangsang à FSH dan LH.
b)
Progesteron
Fungsi à mempersiapkan dinding uterus (endometrium) untuk
pertumbuhan embrio dengan cara mempertebal dinding uterus dan meningkatkan
suplai darah, menghambat perkembangan folikel baru.
Penghasil à korpus luteum.
Perangsang à LH.
·
Testis
Organ reproduksi
pada laki-laki yang berfungsi menghasilkan sel-sel sperma (spermatozoa).
Selain
menghasilkan sel-sel sprema, testis juga menghasilkan hormon testosteron.
-
Pembentuk à sel-sel interstisial testis (sel-sel Leydig).
-
Perangsang à LH.
-
Fungsi à bertanggung jawab terhadap perkembangan dan
pemeliharaan tanda-tanda kelamin sekunder laki-laki yang meliputi pertumbuhan
organ-organ kelamin, pertumbuhan kumis, dan rambut-rambut kelamin, perbesaran
laring sehingga suara menjadi lebih berat, serta perkembangan otot secara
keseluruhan, mengatur pembentukan sperma (bersama dengan FSH).
No comments:
Post a Comment