Monday, June 3, 2019

Pengaruh Narkotika dan Psikotropika pada Sistem Koordinasi


Narkotika
Merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman, sintesis ataupun semisintetis yang akan menurunkan kesadaran, menghilangkan rasa nyeri, dan menimbulkan ketergantungan.
Narkotika berdasarkan daya adiktif:
a)      Golongan 1. Daya adiktifnya tinggi, digunakan untuk penelitian dan ilmu pengetahuan. Contohnya heroin, kokain, ganja.
b)      Golongan 2. Daya adiktif kuat, bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya petidin, betametadol.
c)      Golongan 3. Daya adiktif ringan, bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya kodein.
Narkotika berdasarkan proses pembuatan:
a)      Alami. Diambil langsung dari alam tanpa proses fermentasi/produksi. Contoh: ganja, kafein, dan opium.
b)      Semisintetis. Melalui proses fermentasi. Contoh: morfin, heroin, dan kodein.
c)      Sintetis. Dikembangkan untuk keperluan medis. Contoh: petidin dan metadon.

Psikotropika
Merupakan zat atau obat baik alamiah/sintetis yang berpengaruh pada saraf pusat dan menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Psikotropika berdasarkan daya adiktif:
a)      Golongan 1. Adiktif sangat kuat, belum diketahui manfaatnya untuk pengobatan. Contoh: LSD dan STP.
b)      Golongan 2. Adiktif kuat, berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh:  amfetamin dan metamfetamin.
c)      Golongan 3. Adiktif sedang, berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh: lumiball.
d)     Golongan 4. Adiktif ringan, berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh: nitrazepam.
Psikotropika berdasarkan pengaruhnya:
a)      Depresan. Menekan fungsi saraf pusat, sehingga mengurangi aktivitas susunan saraf pusat. Contoh: valium dan barbiturate.
b)      Stimulan. Mengaktifkan kerja susunan saraf pusat. Contoh: kokain, nikotin, dan amtefamin.
c)      Halusinogen. Menimbulkan rasa perasaan halusinasi/khayalan. Contoh: LSD.

Dampak penyalahgunaan NAPZA:
a)      Jasmani
-          Gangguan pada sistem saraf, seperti kejang-kejang dan halusinasi.
-          Gangguan pada jantung dan pembuluh darah, seperti gangguan peredaran darah.
-          Gangguan pada kulit, seperti alergi dan pernanahan.
-          Gangguan pada paru-paru, seperti pengerasan jaringan paru paru.
-          Gangguan pada hemopoietik gastrointestinal, seperti gagal ginjal dan HIV/AIDS.
b)      Rohani
-          Keracunan. Gejala yang ditandai seseorang telah merasakan efek penggunaan narkobanya.
-          Toleransi. Menunjukkan kebutuhan zat seseorang untuk memperoleh efek yang sama setelah pemakaian berulang.
-          Withdrawal syndrome atau sakau.
c)      Depedensi
Keadaan di mana seseorang selalu membutuhkan zat tertentu.
d)     Dampak sosial
Kriminalitas meningkat karena penyalahgunaan zat psikoaktif dapat meningkatkan perilaku agresif seseorang.

Upaya pencegahan penyalahgunaan NAPZA:
·         Upaya secara umum
1.      Pencegahan primer: mengenali remaja resiko tinggi penyalahgunaan NAPZA. Upaya ini dilakukan untuk mengenali remaja yang mempunyai resiko tinggi untuk menyalahgunakan NAPZA. Upaya pencegahan dilakukan sejak anak berusia dini.
2.      Pencegahan sekunder: mengobati dan intervensi agar tidak lagi menggunakan NAPZA.
3.      Pencegahan tersier: merehabilitasi penyalahgunaan NAPZA.
·         Upaya lingkungan keluarga
1.      Mengasuh anak dengan baik. penuh kasih sayang, mengajarkan membedakan yang baik dan buruk, mengembangkan kemandirian, memberi kebebasan bertanggung jawab
2.      Orang tua menjadi contoh yang baik
3.      Memperkuat kehidupan beragama. Yang diutamakan bukan hanya ritual keagamaan, melainkan memperkuat nilai moral yang terkandung dalam agama dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
·         Upaya lingkungan sekolah
1.      Memberikan pendidikan kepada siswa tentang bahaya dan akibat penyalahgunaan NAPZA.
2.      Sikap keteladanan guru amat penting
·         Upaya lingkungan masyarakat
Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang penyalahguanaan NAPZA sehingga masyarakat dapat menyadarinya

Tahapan rusaknya susunan sistem saraf akibat konsumsi zat psikotropika:
a)      Menurunnya daya koordinasi tubuh karena kekurangan neurotransmitter dopamine yang menyebabkan impuls tidak dapat diteruskan
b)      Muncul gejala hilangnya kendali otot, jantung lemah, terganggunya peredaran darah, rusaknya alat pernapasan, tubuh gemetar, jalan sempoyongnan, daya ingat menurun dan turunnya berat badan
c)      Zat psikotropika tersebut kemudian menimbulkan adiksi sehingga penggunanya menjadi kecanduan
d)     Orang yang mengalami kecanduan akan mengalami penumpukan zat-zat racun di hati sehingga dapat menimbulkan kanker hati atau sirosis hati.

No comments:

Post a Comment