BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sejak dahulu, Indonesia memperoleh julukan
sebagai negara agraris. Banyak sekali tanaman yang tumbuh di Indonesia.
Meskipun Indonesia sudah mampu berswasembada pangan, kualitas pangan yang
dikonsumsi sehari-hari oleh sebagian besar penduduk Indonesia masih tergolong
rendah. Hal ini dapat kita lihat dari status kesehatan masyarakat di Indonesia
serta tingginya angka kematian. Kesehatan masyarakat Indonesia perlu
ditingkatkan agar mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada.
Malnutrisi, baik yang kekurangan vitamin, maupun mineral, terutama pada
penduduk yang berpenghasilan rendah sangat sering terjadi.
Padahal, banyak sekali sayuran, termasuk
bayam, yang merupakan sumber vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh yang
sebenarnya dapat diproduksi dengan murah dan jumlahnya yang tidak terbatas.
Selain mengandung vitamin dan mineral, sayur-sayuran juga mengandung serat yang
berguna untuk membantu proses pencernaan makanan di dalam lambung sehingga
dapat mencegah terjadinya kanker lambung.
Sosok tanaman bayam sangat mudah dikenali,
yaitu berupa perdu yang tumbuh tegak, batangnya tebal berserat dan sukulen pada
beberapa jenis mempunyai duri. Daunnya bisa tebal atau tipis, besar atau kecil,
berwarna hijau atau ungu kemerahan (pada jenis bayam merah). Bunganya berbentuk
pecut, muncul di pucuk tanaman atau pada ketiak daunnya. Bijinya berukuran
sangat kecil berwarna hitam atau cokelat dan mengkilap.
Dari
sudut pandang manusia awam, bayam merupakan komoditas sederhana, dalam
pengertian mudah didapat setiap saat, harga murah dan dapat diolah untuk
makanan sederhana. Masing-masing jenis bayam mempunyai daerah sebar yang sangat
luas karena mampu hidup di ekosistem yang beragam. Kandungan nutrisi sayuran
bayam sangatlah tinggi. Bayam mengandung vitamin A, vitamin C, niasin, thiamin, fosfor, riboflavin, natrium, kalium
dan magnesium. Selain kandugan nutrisinya yang tinggi, komposisi protein pada
bayam lebih mudah dicerna dibanding sayuran lain, seperti kangkung.
Sebenarnya,
konsumsi bayam di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Konsumsi
bayam untuk bahan makanan pada tahun 2007 sebesar 151,00 ton, pada tahun 2008
sebesar 158,34 ton dan pada tahun 2009 sebesar 168,00 ton, dengan nilai impor
sayuran tersebut sebesar 78,017 ton pada tahun 2007, 79,017 ton pada tahun 2008
dan 84,754 ton pada tahun 2009. Berbeda halnya dengan akumulasi komoditas
sayuran secara umum di Indonesia yang mengalami peningkatan, produksi bayam
mengalami masalah penurunan produksi. Permintaan yang meningkat tidak diimbangi
dengan peningkatan produksi komoditas bayam di Indonesia. luas lahan budidaya
bayam yang semakin berkurang terutama di Pulau Jawa, perubahan iklim yang tidak
kondusif dan buruknya kualitas produk yang dihasilkan petani menjadi alasan
terhambatnya produksi komoditas sayuran bayam.
Oleh karena itu, perlu adanya kesadaran masyarakat Indonesia
untuk tidak sekedar mengonsumsi bayam, tetapi juga menanam sayuran bayam di
rumah untuk menghemat biaya dan kualitasnya pun pasti terjamin. Hal ini
tentunya akan mempermudah kita agar dapat terus mengonsumsinya tanpa perlu
membeli.
Agar dapat menghasilkan tanaman bayam yang baik, masyarakat
juga perlu mengetahui hal-hal yang dibutuhkan oleh tanaman bayam, seperti
jumlah air yang dibutuhkan, kondisi tanah, dan yang tak kalah penting yaitu
intensitas cahaya yang dibutuhkan. Hal ini dilakukan agar tanaman dapat tumbuh
dengan optimal dan memiliki kualitas yang tinggi.
1.2
Tujuan
Percobaan ini dilakukan dengan tujuan:
-
Untuk mengetahui
peranan cahaya pada pertumbuhan tanaman.
-
Untuk mengetahui
pengaruh intensitas cahaya yang didapat oleh tanaman bayam terhadap
pertumbuhannya.
-
Untuk mengetahui
perbedaan pertumbuhan tanaman bayam yang diletakkan di tiga tempat dengan
intensitas cahaya yang berbeda-beda.
-
Untuk mengetahui intensitas
cahaya yang ideal untuk menanam tanaman bayam agar dapat tumbuh dengan optimal.
1.3
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam percobaan ini adalah:
-
Apa peranan cahaya
pada pertumbuhan tanaman?
-
Bagaimana pengaruh
intensitas cahaya yang didapat oleh tanaman bayam terhadap pertumbuhannya?
-
Apa sajakah
perbedaan pertumbuan tanaman bayam yang dietakkan di tiga tempat dengan
intensitas cahaya yang berbeda-beda?
-
Bagaimana
intensitas cahaya yang ideal untuk menanam tanaman bayam agar dapat tumbuh
dengan optimal?
1.4
Manfaat
Manfaat dari percobaan ini adalah:
-
Sebagai sumber
informasi bagi sebagian besar orang yang belum mengetahui pengaruh intensitas
cahaya bagi tanaman bayam.
-
Sebagai sumber informasi bagi petani tanaman bayam dalam
meningkatkan kualitas bayam yang
ditanam.
-
Memberikan
informasi kepada masyarakat yang ingin membudidayakan tanaman bayam di rumah.
1.5
Hipotesis
Hipotesis
dalam percobaan ini adalah intensitas cahaya mempengaruhi pertumbuhan tanaman bayam.
Tanaman bayam yang mendapat
cahaya yang lebih besar akan tumbuh lebih cepat. Sedangkan, tumbuhan yang
mendapat cahaya yang lebih kecil akan tumbuh lebih lambat.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Cahaya
Matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan
semua makhluk hidup di alam semesta. Energi matahari diradiasikan ke segala
arah dan hanya sebagian kecil yang diterima oleh bumi. Energi matahari yang
dipancarkan ke bumi berupa energi radiasi. Energi matahari yang jatuh ke
permukaan bumi berbentuk gelombang elektromagnetik yang menjalar dengan
kecepatan cahaya.
Semua makhluk hidup membutuhkan cahaya, tanpa
terkecuali. Manusia dan tumbuhan memanfaatkan cahaya matahari sebagai sumber
penerangan. Sedangkan tumbuhan yang berklorofil menggunakan cahaya matahari
untuk melakukan proses fotosintesis.
Tumbuhan akan tumbuh dan berkembang dengan baik jika
mendapatkan makanan yang cukup dari proses fotosintesis. Maka, jika tumbuhan
tidak melakukan proses fotosintesis, pertumbuhan dan perkembangannya akan
terganggu.
2.2 Klasifikasi Tanaman Bayam
Bayam “ Amaranthus viridis.”adalah salah satu
tanaman sayuran yang dapat di budidayakan di dataran rendah dan dataran
tinggi. Bayam merupakan tanaman semusim dan tergolong sebagai tumbuhan C4
yang mampu mengikat CO2 secara efisien sehingga memiliki daya
adaptasi yang tinggi pada berbagai ekosistem. Siklus hidup bayam relatif
singkat dan umur panen tanaman ini sekitar 3-4 minggu.
Secara sistematika, tanaman bayam diklasifikasikan
sebagai berikut:
Kingdom :
Plantae
Divisio :
Tracheophyta
Class :
Magnoliopsida
Ordo :
Caryophyllales
Family :
Amaranthaceae
Genus :
Spinacia L.
Species :
Spinacia oleracea L.
2.3 Morfologi Tanaman Bayam
Sistem perakaran bayam adalah akar tunggang dengan
cabang-cabang akar yang bentuknya bulat panjang menyebar ke semua arah. Akar tanaman
ini dapat menembus tanah hingga kedalaman 20 sampai 40 cm. Tanaman bayam sangat
mudah dikenali, yaitu berupa tanaman perdu yang tumbuh tegak dan batangnya
tebal berserat. Batang bayam banyak mengandung air dan tumbuh tinggi di atas
permukaan tanah. Percabangan bayam akan melebar dan tumbuh tunas baru bila
dilakukan pemangkasan.
Daun bayam biasanya berbentuk bulat telur dengan
bagian ujung yang agak meruncing dan urat-urat daunnya terlihat jelas. Wara
daunnya kehijauan. Panjang daunnya sekitar 1,5 cm sampai 6 cm dengan lebar daun
0,5 cm hingga 3,2 cm. Tangkai daun berbentuk bulat dengan panjang 0,5 cm sampai
9 cm.
Biji
bayam berwarna hitam mengkilat dengan panjang antara 0,8 mm sampai 1 mm.
Bijinya berukuran kecil dan halus, serta memiliki bentuk yang bulat. Namun, ada
beberapa jenis bayam yang terdapat biji berwarna putih dan merah, contohnya
bayam maksi. Umumnya, tanaman bayam dibudidayakan secara generatif dengan
bijinya.
2.4 Syarat Tumbuh Tanaman Bayam
Tanaman
bayam tidak menuntut persyaratan tumbuh yang sulit, asalkan kondisi tanah
subur, penyiraman teratur, dan saluran drainase lancar. Bayam juga sangat
toleran terhadap keadaan yang tidak menguntungkan sekalipun serta tidak
memiliki jenis tanah tertentu. Akan tetapi, untuk pertumbuhan yang baik
memerlukan tanah yang subur dan bertekstur gembur serta banyak mengandung bahan
organik. Derajat keasaman tanah (pH) yang baik untuk tumbuhnya adalah antara
6-7. Apabila tanaman berada di bawah pH 6, bayam akan merana. Sedangkan di atas
pH 7, tanaman akan menjadi klorosis (warnanya putih kekuning-kuningan, terutama
pada daun-daun yang masih muda).
Syarat tumbuh tanaman bayam antara lain:
1. Iklim
Keadaan angin yang terlalu kencang
dapat merusak tanaman bayam khususnya untuk bayam yang sudah tinggi. Kencangnya
angin dapat merobohkan tanaman. Karena tanaman bayam cocok ditanam di dataran
tinggi maka curah hujannya juga termasuk tinggi sebagai syarat pertumbuhannya.
Curah hujannya bisa mencapai lebih dari 1.500 mm/tahun.
Tanaman bayam memerlukan cahaya
matahari penuh. Kebutuhan akan sinar matahari untuk tanaman bayam cukup besar.
Pada tempat yang terlindungi (ternaungi), pertumbuhan bayam menjadi kurus dan
meninggi akibat kurang mendapat sinar matahari penuh. Suhu udara yang sesuai
untuk tanaman bayam berkisar antara 16-20 derajat C. Kelembaban udara yang
cocok untuk tanaman bayam antara 40-60%.
2. Media Tanam
Tanaman bayam menghendaki tanah yang
gembur dan subur. Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman bayam adalah yang
penting kandungan haranya terpenuhi. Tanaman bayam termasuk peka terhadap pH
tanah. Bila pH tanah di atas 7 (alkalis), pertumbuhan daun-daun muda (pucuk) akan
memucat putih kekuning-kuningan (klorosis). Sebaliknya pada pH di bawah 6
(asam), pertumbuhan bayam akan merana akibat kekurangan beberapa unsur.
Sehingga pH tanah yang cocok adalah antara 6-7.
Tanaman bayam sangat reaktif dengan
ketersediaan air di dalam tanah. Bayam termasuk tanaman yang membutuhkan air
yang cukup untuk pertumbuhannnya. Bayam yang kekurangan air akan terlihat layu
dan terganggu pertumbuhannya. Penanaman bayam dianjurkan pada awal musim hujan
atau akhir musim kemarau.
2.5 Fotosintesis
Dalam hubungan antara cahaya
matahari dengan tanaman, selalu ada keterkaitan antara sinar matahari dan
proses fotosintesis. Fotosintesis merupakan proses pembuatan makanan yang
terjadi pada tumbuhan hijau dengan bantuan sinar matahari dan enzim-enzim.
Fotosintesis adalah fungsi utama dari daun tumbuhan. Proses fotosintesis ialah
proses dimana tumbuhan menyerap karbon dioksida dan air untuk menghasilkan
glukosa dan oksigen yang diperlukan sebagai makanannya.
Tumbuhan
menyerap cahaya karena memiliki pigmen yang disebut klorofil. Klorofil adalah
pemberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil menyerap cahaya yang akan digunakan
dalam proses fotosintesis. Di dalam daun terdapat lapisan sel yang disebut
mesofil yang mengandung setengah juta kloroplas setiap milimeter perseginya.
Cahaya akan melewati lapsan epidermis tanpa warna dan yang transparan, menuju
mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis.
Glukosa
dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti selulosa dan dapat
pula digunakan sebagai bahan bakar .
Proses ini berlangsung melalui respirasi seluler yang terjadi baik pada hewan maupun tumbuhan. Secara umum reaksi yang terjadi pada respirasi seluler adalah kebalikan dengan
persamaan di atas. Pada respirasi, gula (glukosa) dan senyawa lain akan
bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan karbon dioksida, air, dan energi kimia.
Terdapat beberapa faktor utama yang
menentukan laju fotosintesis, yaitu:
a)
Intensitas cahaya.
Laju
fotosintesis akan maksimum ketika banyak cahaya.
b)
Konsentrasi karbon dioksida.
Semakin
banyak karbon dioksida di udara, maka akan semakin banyak jumlah bahan yang
dapat digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.
c)
Suhu.
Enzim-enzim
yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu
optimalnya. Umumnya, laju fotosintesis meningkat seiring dengan meningkatnya
suhu hingga batas toleransi enzim.
d)
Kadar air.
Kekurangan
air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, sehingga menghambat penyerapa
karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.
Semakin
sering tumbuhan melakukan fotosintesis, maka akan semakin banyak makanan yang
dihasilkan oleh tumbuhan dan tumbuhan akan tumbuh dengan optimal.
No comments:
Post a Comment