Monday, June 3, 2019

Sinopsis Buku "Bung Karno: The Unforgettable Superhero"




Judul buku                  : Bung Karno
                                      The Unforgettable Superhero
Penulis                         : Hendri Suseno, S.IP
Penerbit                       : Notebook
Tahun terbit                 : 2014
Jumlah halaman           : 276 halaman

6 Juni 1901 tepatnya pukul setengah enam di perkampungan yang terletak di Surabaya merupakan pagi bersejarah bagi Indonesia. Pagi itulah, seorang bayi mungil menghirup udara dunia dan tidak satupun menyangka bahwa bayi itulah yang nantinya membawa Indonesia pada satu kata berharga “Merdeka”. Bayi tersebut merupakan buah hati dari pasangan Sukemi Sosrodiharjo dan Ida Ayu Nyoman Rai. Kusno, nama itulah yang diberikan Sukemi kepada sang bayi.
            Kusno kecil sering sakit-sakitan. Badannya kurus dan lemah.  Sang ayah terus memberikan semangat agar Kusno bisa bertahan melawan penyakitnya. Tapi Kusno tak kunjung sembuh. Akhirnya sang ayah mendapatkan kesimpulan bahwa “Kusno” bukanlah nama yang cocok untuknya. Saat itu, nama “Karna” ( dalam bahasa Jawa dibaca menjadi Karno ) muncul. Kemudian, resmilah nama “Kusno” diganti menjadi “Karna” atau “Karno”. Lalu, darimana datangnya “Su”? Pemberian kata Su diawal kata Karno mengisyaratkan kebaikan. Sehingga Soekarno berarti pahlawan yang baik.
            Soekarno adalah sosok yang sederhana. Ia dilahirkan di tengah-tengah kemiskinan dan dibesarkan dalam kemiskinan. Ia juga adalah anak yang tergolong gesit dan juga bandel. Namun, meskipun agak bandel, ia juga teman yang baik dan sejati.
Dia memang sedikit bandel, tapi ia adalah sosok yang brilian dan pintar. Di Europese Lagre School Mojokerto, Soekarno tergolong murid yang pandai. Juni 1916, ia dengan gemilang lulus ujian masuk HBS ( Hogere Burger School ). Masuk HBS membuat Soekarno semakin rajin belajar. Tamat HBS, ia melanjutkan pendidikannya ke Technische Hoge School ( sekarang ITB ).
            Soekarno memasuki sekolah HBS di Surabaya pada tahun 1916. Beberapa anak yang sekolah di HBS tinggal di rumah keluarga Tjokroaminoto. Soekarno pun ikut mondok di rumah Tjokroaminoto. Di sana ia tinggal dengan sekitar 15 siswa lainnya. Di rumah inilah awal pertemuannya dengan gadis bernama Siti Oetari.
            Siti Oetari adalah perempuan cantik yang menjadi istri pertama Soekarno. Ia adalah putri sulung dari HOS Tjokroaminoto. Banyak sumber mengatakan bahwa Soekarno tidak mencintai Oetari. Akan tetapi, pernikahan tersebut dilakukan hanya untuk menyenangkan Tjokroaminoto. Mereka menikah di Surabaya pada tahun 1921.
            Soekarno melanjutkan pendidikan di Bandung, tepatnya di THS. Di tempat kosnya, ia dipertemukan dengan Inggit Garnasih. Istri dari Hj. Sanusi, pemilik kosnya. Soekarno diam-diam menaruh perhatian pada Inggit. Mereka bertemu dan berhubungan setiap hari. Jalinan hubungan itu semakin serius yang mendorong mereka berterus terang kepada Hj. Sanusi dan Tjokroaminoto. Setelah Soekarno bercerai dengan Oetari dan Inggit bercerai dengan Sanusi, maka Soekarno dan Inggit menikah pada 24 Maret 1923. Inggit telah banyak berkorban dan banyak andil dalam membantu perjuangan Soekarno.
            Ketika Soekarno diasingkan ke Bengkulu, di sana ia terpikat kepada salah satu gadis bernama Fatmawati. Inggit yang melihat kedekatan Soekarno dan Fatmawati mulai yakin suaminya menaruh perasaan pada Fatmawati. Soekarno ingin menikahi Fatma tapi ia tidak ingin menceraikan Inggit. Inggit menerima perasaan Soekarno pada Fatma meskipun ia sedikit sedih dan gundah. Ia berusaha tegar dan mengizinkan Soekarno menikah lagi dengan syarat mereka harus bercerai terlebih dahulu. Mereka bercerai pada 1943.
            Kisah kebersamaan antara Fatmawati dan Soekarno tergolong istimewa karena ialah yang menemani Soekarno di masa-masa kemerdekaan Indonesia. Dialah yang berjasa menjahit bendera Merah Putih yang dikibarkan pada Proklamasi Kemerdekaan.
            Fatmawati pertama kali bertemu Soekarno pada tahun 1938, saat ia ikut orangtuanya berkunjung ke rumah pengasingan Bung Karno di Bengkulu. Fatma mengikuti sekolah Muhammadiyah dimana Soekarno menjadi gurunya. Di sinilah hubungan yang lebih dalam antara Soekarno dan Fatma terjalin.
            Saat itu Fatmawati baru berusia 15 tahun. Alasan Soekarno tertarik kepada Fatmawati untuk mendapatkan keturunan. Tanggal 1 Juni 1943, akhirnya mereka menikah. Fatmawati telah berjasa menjahit bendera Merah Putih yang sekarang menjadi “Bendera Pusaka Sangsaka Merah Putih”. Dalam pernikahannya, mereka dikaruniai lima orang anak. Diantaranya adalah Guntur Soekarno Putra, Megawati Soekarno Putri, Rachmawati Soekarno Putri, Sukmawati Soekarno Putri dan Guruh Soekarno Putra.
Namun pada suatu saat, Fatmawati meninggalkan istana karena mengetahui Soekarno ingin menikah dengan Hartini. Akhirnya Soekarno menikah lagi dengan Hartini tanggal 15 Januari 1953, tetapi tidak menceraikan Fatmawati.
            Tidak hanya sampai di sini kisah cinta Soekarno. Suatu hari Soekarno melihat lukisan karya Basuki Abdullah. Kartini adalah model dari lukisan tersebut. Sejak itu, Soekarno jatuh hati padanya dan menikah pada tahun 1959. Lalu dikaruniai seorang anak bernama Totok Suryawan Soekarno.
            Saat Soekarno ke Jepang, beliau bertemu dengan Naoko Nemoto yang akrab dengan panggilan Ratna Sari Dewi. Pertama bertemu, Soekarno sudah terpikat kepada Ratna Sari. Akhirnya mereka menikah pada 3 Maret 1962. Pernikahan ini menghasilkan satu orang anak yaitu Karina Kartika Sari Soekarno.
            Suatu hari, Soekarno bertemu dengan Haryati, seorang penari dari Surabaya. Haryati sering diminta menari oleh Soekarno. Soekarno tertaik kepada Haryati lalu melamarnya pada 21 Mei 1963. Selang tiga tahun, mereka pun bercerai.
            Setelah itu Soekarno menikah dengan gadis Manado yang bernama Yurike Sanger atau yang sering dipanggil dengan sebutan Yuri. Yuri adalah salah satu anggota barisan Bhinneka Tunggal Ika yang diberikan perhatian khusus oleh Soekarno. Mereka pun saling menyimpan perasaan. Akhirnya, mereka menikah pada 6 Agustus 1964. Baginya, Soekarno adalah sosok seorang bapak yang penuh perhatian.
            Heldy Djafar adalah istri terakhir Soekarno. Dari kecil ia sudah terlihat mengagumi sosok Soekarno. Heldy adalah salah satu anggota barisan Bhinneka Tunggal Ika yang mendapat perhatian khusus dari Soekarno, sama seperti Yuri. Mereka menikah pada tahun 1966. Namun, pernikahan keduanya hanya bertahan dua tahun.
            Sedikit cerita tentang hubungan Bung Karno dengan Bung Hatta. Bung Hatta adalah sahabat paling akrab dari Soekarno. Mereka berdualah yang membacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, sehingga diberi predikat Bapak Proklamator. Selain itu beliau juga diakui sebagai Bapak Bangsa yang banyak berperan dalam membangkitkan, memberikan jati diri bangsa, dan kemudian meletakkan dasar negara RI, Pancasila, yang pertama kali dilontarkan pada 1 Juni 1945.
            Hubungan Soekarno dan Hatta seringkali disebut dwitunggal. Tekad mereka sama yaitu melawan penindasan dan membebaskan Indonesia dari penjajahan. Hanya mereka mempunyai cara yang berbeda dalam mewujudkannya. Karena adanya perbedaan pendapat, pada tanggal 1 Desember 1956, Mohammad Hatta mengirimkan surat pengunduran dirinya sebagai Wakil Presiden RI kepada DPR hasil Pemilihan Umum 1955. Pada tanggal 5 Februari 1957, Presiden Soekarno memberhentikan Mohammad Hatta sebagai wakil presiden.
            Berikut ini kumpulan peristiwa dan kejadian penting. Tanggal 16 Agustus 1945, terjadi penculikan yang bertujuan untuk mempercepat diadakannya pembacaan teks proklamasi. Soekarno dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok, Karawang. Penculikan tersebut berhasil membuat kesepakatan antara golongan tua yang diwakili Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebarjo dengan golongan muda tentang kapan proklamasi akan dilaksanakan. Pada waktu itu, Soekarno dan Hatta menginginkan agar proklamasi dilakukan melalu PPKI, sementara golongan pemuda menginginkan agar proklamasi dilakukan secepat-cepatnya tanpa melalui PPKI yang dianggap sebagai badan buatan Jepang.
            Akhirnya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia terjadi pada hari Jumat, tanggal 17 Agustus 1945. Proklamasi dibacakan oleh Soekarno dan didampingi Mohammad Hatta di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat yang sekarang disebut sebagai Jalan Proklamasi No. 1, Jakarta Pusat.
            Teks naskah proklamasi tersebut ditulis di rumah Laksamana Tadashi Maeda selama semalam suntuk. Para penyusunnya adalah Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Naskah tersebut lalu diketik oleh Sayuti Melik. Keesokan harinya tanggal 17 Agustus 1945 jam 10.00 pagi, Soekarno membacakan teks proklamasi tersebut dengan penuh semangat dan suara yang keras. Setelah proklamasi kemerdekaan dibacakan, acara pun dilanjutkan dengan pengibaran bendera Merah Putih. S.Soehoed mengambil bendera dari atas baki yang telah disediakan dan mengikatkannya pada tali dengan bantuan Coedanco Latief Hendraningrat. Bendera dinaikkan pelan-pelan. Tanpa dikomando, para hadirin spontan menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya”. Suasana pagi itu diliputi haru dan banyak yang menitikkan air mata karena setelah berjuang ratusan tahun untuk merdeka, akhirnya kemerdekaan itu bisa dicapai.
            Berbeda dengan presiden-presiden lainnya yang menjabat setelah Soekarno.Soekarno tercatat paling banyak menjadi sasaran pembunuhan oleh beberapa orang yang tidak menyukainya. Putri Soekarno, Megawati pernah mengungkapkan bahwa Soekarno telah dijadikan sasaran sebanyak 23 kali. Kisah rencana pembunuhan terhadap Soekarno ini terjadi pada tanggal 30 November 1957, pukul 20.45 di halaman depan gedung Yayasan Perguruan Cikini, Jakarta Pusat. Soekarno nyaris terenggut maut karena ledakan granat kala itu. Untung saja ia bisa meloloskan diri dari granat, namun sayangnya banyak korban lain berjatuhan. Enam buah granat dilemparkan, lima diantaranya meledak dan hampir melukai Soekarno. Tapi untung saja ajudan presiden, Letnan Kolonel Sugandhi segera mendorong Soekarno dan menelungkupkannya di lantai kemudian menindihnya untuk melindungi dari pecahan granat. Setelah diselidiki kejadian itu dilakukan oleh gerombongan Darul Islam dan adanya keterlibatan Belanda.
            Selain kisah Cikini, kisah lain yang tak kalah menegangkan adalah rencana pembunuhan yang dilakukan oleh Daniel Maukar. Peristiwa terjadi pada 9 Maret 1960 di Istana Merdeka. Istana Merdeka telah diberondong kanon 23mm dari sebuah pesawat tempur Mikoyan-Gurevich MiG- 17F Fresco nomor 1112 asal Skadron Udara 11. Namun Tuhan masih melindungi Soekarno. Soekarno selamat dari peristiwa itu.
            Pada tanggal 14 Mei 1962 terjadi lagi usaha pembunuhan terhadap Soekarno. Peristiwa ini dimulai saat orang-orang termasuk Soekarno berkumpul di lapangan rumput antara Istana Merdeka dan Istana Negara untuk mengadakan sholat Idul Adha. Saat sujud, tiba-tiba saja terdengar tembakan yang bertubi-tubi yang diarahkan kepada Soekarno. Tetapi tembahan itu meleset dan tidak mengenai Soekarno, sebaliknya menyerempet bahu Ketua DPR Zainul Arifin dari NU yang mengimami sholat.
            Kisah lain terjadi pada bulan Januari 1962, Presiden Soekarno dijadwalkan berpidato di Makassar. Pada saat itu hari sudah malam ketika rombongan presiden menuju gedung pertemuan. Ketika memasuki jalan Tjendrawasih yang sepi dan gelap, tiba-tiba terdengar sebuah ledakan granat. Tetapi lagi-lagi Soekarno lolos dari rencana pembunuhan itu.
            Selain keempat peristiwa rencana pembunuhan tersebut, sebenarnya masih ada beberapa peristiwa lagi terkait dengan rencana pembunuhan Soekarno.
            Pembebasan irian Barat dilakukan karena Belanda terus mengulur-ngulur waktu untuk menyerahkan Irian Barat ke tangan Indonesia. Sikap Belanda yang tidak tegas ini membuat Soekarno marah. Tahun 1949 telah diadakan Konferensi Meja Bundar tetapi hasilnya tidak memuaskan. Setahun kemudian, Belanda tetap tidak menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia. Maka diadakan perundingan-perundingan dengan pihak Belanda. Diantaranya yaitu :
-          Indonesia mengadakan Konferensi Uni Indonesia Belanda pada tanggal 4 Desember 1950.
-          Indonesia mengadakan perundingan bilateral antara Indonesia Belanda pada bulan Desember 1951.
-          Pada bulan September 1952, Indonesia mengirim nota politik tentang perundingan Indonesia Belanda.
-          Pada sidang PBB tahun 1954, Indonesia juga menyampaikan permasalahan Irian Barat.
Semua perundingan itu gagal,membuat kesabaran Indonesia pun habis dan terbentuklah Trikora. Trikora merupakan sebuah operasi yang bertujuan untuk mengembalikan wilayah Papua bagian barat ke NKRI. Trikora dicetus oleh Soekarno pada tanggal 19 Desember 1961 di Alun-alun Utara Yogyakarta. Setelah Trikora resmi dicetus, maka Soekarno memulai langkah awal dengan membentuk Komando Mandala. Tugasnya adalah merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan operasi militer untuk menggabungkan Papua bagian Barat dengan Indonesia. Melihat kekuatan militer Indonesia yang sudah pada posisi mengepung Papua, Amerika selaku sekutu Belanda mengusulkan diadakannya perundingan dan mendesak Belanda untuk segera menyerahkan Papua Barat pada Indonesia.
Pada tanggal 15 Agustus 1962 diadakan perundingan “Markas PBB” yang dikenal dengan perjanjian New York. Yang hasilnya Papua Barat tetap bergabung dengan Indonesia. Dengan demikian Papua Barat menjadi provinsi ke 26 RI dan berganti nama menjadi Irian Jaya.
            Pemberontakan PKI di Madiun berhubungan erat dengan turunnya Amir Syarifudin dari kabinetnya dan digantikan oleh Kabinet Hatta. Jatuhnya Kabinet Amir Syaridufin karena ditandatangani perundingan Renville. Amir Syarifudin merasa kecewa karena kabinetnya jatuh, lalu ia membentuk Front Demokrasi Rakyat. FDR didukung oleh Partai Sosialis Indonesia, Pemuda Sosialis Indonesia, PKI, dan Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia. Ditambah lagi Musso. Musso adalah tokoh PKI yang pernah gagal melakukan pemberontakan terhadap pemerintah Hindia Belanda tahun 1936. Merekalah yang melakukan pemberontakan di Madiun
            Pada tanggal 11 Maret dikeluarkan Supersemar yang ditujukan kepada Mayor Jenderal Soeharto. Lewat Supersemar, Soeharto mengambil langkah-langkah dramatis yaitu membubarkan PKI dan ormas-ormasnya di seluruh Indonesia. Pada titik inilah kekuasaan mulai berubah. Soekarno semakin surut sementara Soeharto mulai menancapkan kekuasaannya. Akhirnya pada 22 Februari 1967, masa kejayaan Soekarno benar-benar melemah. Pada hari itu, terjadi penyerahan pemerintahan kepada Soeharto. Melalui sidang MPRS pada awal Maret 1967, MPRS mencabut mandat Soekarno dan mengangkat Soeharto sebagai pejabat Presiden.
            21 Juni 1970 adalah hari yang penuh duka cita bagi rakyat Indonesia, karena hari itu adalah hari wafatnya Soekarno. Beberapa hari sebelumnya, kesehatan Soekarno terus menurun. Suhu tubuhnya tinggi dan badannya mulai melemah. Soekarno lalu dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto. Kondisi Soekarno semakin memburuk. Minggu pagi pada tanggal 21 Juni 1970, Soekarno menghembuskan napas terakhir.

No comments:

Post a Comment