Monday, June 3, 2019

Gangguan pada Sistem Indra


A.    Pada mata
1)      Buta warna
Buta warna adalah kondisi di mana kualitas penglihatan terhadap warna berkurang. Seseorang yang menderita penyakit ini akan sulit membedakan warna tertentu (buta warna sebagian) atau bahkan seluruh warna (buta warna total). Buta warna merupakan penyakit seumur hidup. 
Pada dasarnya mata memiliki sel-sel saraf khusus mengandung pigmen yang bereaksi terhadap warna dan cahaya. Sel ini memiliki tiga pigmen yang berfungsi mendeteksi warna merah, hijau, dan biru.
Pada seseorang yang menderita buta warna, sel pigmen tersebut mengalami kerusakan atau tidak berfungsi, sehingga mata tidak dapat mendeteksi warna-warna tertentu atau bahkan seluruh warna.
Kerusakan sel tersebut terjadi karena adanya kelainan gen yang diturunkan dari orang tua ke anak. Selain kelainan gen yang diturunkan, terdapat pula beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan rusaknya sel, yaitu:
·         Menderita penyakit diabetes, glaukoma, atau multiple sclerosis.
·         Efek samping obat digoxin, ethambutol, phenytoin, chloroquine, dan sildenafil.
·         Terpapar zat kimia carbon disulfide yang dipakai dalam industry rayon, dan styrene yang digunakan dalam industry plastik serta karet.
·         Kerusakaan atau cedera pada mata akibat kecelakaan.
Usia juga dapat menjadi faktor penyebab seseorang menderita buta warna. Seiring bertambahnya usia, kemampuan mata dalam menangkap cahaya dan warna akan berkurang. Ini merupakan proses alami yang dapat terjadi pada semua orang.
Gejala :
Gejala buta warna pada dasarnya terbagi menjadi tiga tipe, yakni merah-hijau, biru kuning, dan total. Masing-masing tipe memiliki karakter gejala yang berbeda.
a)      Buta warna merah-hijau
Beberapa karakter yang dapat dialami oleh penderita buta warna merah-hijau:
·         Warna kuning dan hijau terlihat memerah.
·         Oranye, merah, dan kuning terlihat seperti hijau.
·         Merah terlihat seperti hitam.
·         Merah terlihat kuning kecokelatan, dan hijau terlihat seperti warna krem.
b)      Buta warna biru-kuning:
Tipe ini juga termasuk buta warna parsial dan memiliki karakter berupa:
·         Biru terlihat kehijauan, serta sulit membedakan merah muda dengan kuning dan merah.
·         Biru terlihat seperti hijau, dan kuning terlihat seperti abu-abu atau ungu terang.
c)      Buta warna total
Berbeda dengan kedua tipe di atas, seseorang yang menderita tipe buta warna total mengalami kesulitan membedakan semua warna. Bahkan beberapa penderitanya hanya dapat melihat warna putih, abu-abu, dan hitam.
2)      Katarak
Penyebab paling sering pada katarak yaitu penuaan atau trauma yang menyebabkan perubahan pada jaringan mata. Katarak akibat penuaan dapat terjadi melalui 2 hal, yaitu:
·         Protein menggumpal pada lensa mata. Hal ini menyebabkan benda terlihat kurang jelas dan kurang tajam.
·         Lensa yang jernih secara perlahan berubah warna menjadi kuning-kecoklatan. Inilah membuat mata menjadi berwarna kuning kecoklatan.
Sebagian besar lensa mata terdiri dari air dan protein. Dengan bertambahnya usia, lensa menjadi semakin tebal dan tidak fleksibel. Hal ini menyebabkan gumpalan protein dan mengurangi cahaya yang masuk ke retina, sebuah lapisan yang sensitif terhadap cahaya yang terletak di belakang dalam mata Anda. Inilah yang menyebabkan pandangan kabur dan tidak tajam.
Perubahan lensa diawali dengan warna kuning kecoklatan ringan namun semakin memburuk dengan bertambahnya waktu. Anda mulai sulit membedakan warna biru atau ungu.
Gejala :
·         Pandangan kabur seperti berkabut
·         Warna di sekitar terlihat memudar
·         Rasa silau saat Anda melihat lampu mobil, matahari atau lampu. Anda juga dapat melihat lingkaran di sekeliling cahaya
·         Pandangan ganda
·         Penurunan penglihatan di malam hari
·         Sering mengganti ukuran kacamata

B.     Pada Telinga
1)      Otitis Media
Otitis media adalah infeksi yang terjadi pada telinga bagian tengah, yaitu ruang di belakang gendang telinga yang memiliki tiga tulang kecil dengan fungsi untuk menangkap getaran dan meneruskannya ke telinga bagian dalam.
Sebagian besar kasus otitis media muncul karena terjadinya infeksi akibat virus atau bakteri. Kondisi ini akan menyebabkan terjadinya penimbunan mukosa atau lendir di telinga tengah dan mengganggu fungsi penyampaian suara ke telinga bagian dalam.
Gejala :
·         Sering menarik, menggenggam, dan menggaruk telinga.
·         Mengalami demam.
·         Tidak mau makan.
·         Mudah marah atau rewel.
·         Tidak bereaksi dengan suara lirih atau pelan.
·         Susah tidur di malam hari.
2)      Gendang Telinga Pecah
Gendang telinga yang pecah dapat disebabkan oleh:
·         Infeksi. Infeksi menyebabkan penumpukan cairan di telinga bagian tengah. Penumpukan cairan yang ada menyebabkan tekanan yang dapat membuat robekan pada gendang telinga. Infeksi telinga merupakan faktor yang paling sering menyebabkan pecahnya gendang telinga.
·         Tekanan. Menyelam, naik pesawat, berkendara ke tempat tinggi, atau mendaki gunung, dapat menyebabkan perubahan tekanan akibat ketinggian yang memicu robeknya gendang telinga. Kondisi ini biasa disebut barotrauma.
·         Cedera. Pecahnya gendang telinga juga dapat disebabkan oleh cedera, baik akibat terkena pukulan di telinga mau pun kecelakaan saat berkendara atau berolahraga.
·         Suara keras. Gelombang suara yang besar dan mengejutkan, seperti suara tembakan, dapat menyebabkan gendang telinga pecah. Hal ini biasa disebut acoustic trauma.
·         Goresan benda. Goresan benda, misalnya saat membersihkan telinga menggunakan cotton buds, dapat menyebabkan robekan pada gendang telinga.
Pada dasarnya, segala aktivitas yang dapat membahayakan telinga berpotensi menyebabkan pecahnya gendang telinga.
Gejala pecahnya gendang telinga meliputi:
·         Gangguan pendengaran
·         Telinga terasa sakit atau nyeri
·         Demam
·         Gatal
·         Tinnitus
·         Mual dan muntah
·         Pusing
·         Mengeluarkan cairan berwarna bening atau merah
·         Lemas
Pada beberapa kasus, gendang telinga yang pecah tidak menimbulkan gejala yang mudah dideteksi. Segera lakukan pemeriksaan apabila telah mengalami cedera atau kecelakaan yang dapat membahayakan telinga.

C.     Pada Kulit
1)      Kudis
Kudis adalah kondisi yang ditandai dengan munculnya rasa sangat gatal di kulit, terutama pada malam hari, disertai dengan timbulnya ruam bintik-bintik menyerupai jerawat atau lepuhan kecil bersisik. Kondisi ini merupakan dampak dari adanya tungau yang hidup dan bersarang di kulit.
Jumlah tungau yang terdapat di kulit penderita kudis berkisar 10-15 ekor, dan dapat berkembang biak hingga berjumlah jutaan, dan menyebar ke bagian tubuh lain, jika tidak mendapatkan penanganan tepat, tungau.
Kudis merupakan penyakit yang mudah menular, baik secara kontak langsung atau tidak. Maka dari itu, jika telah merasakan gejala-gejala kudis, dianjurkan untuk segera menemui dokter.
Gejala : Kudis ditandai dengan munculnya rasa gatal hebat, terutama saat malam hari, disertai timbulnya ruam bintik-bintik menyerupai jerawat. Ruam yang muncul juga dapat berupa lepuhan kecil dan bersisik. 
2)      Eksim Atopik
Eksim atopik adalah penyakit kulit yang ditandai dengan munculnya rasa gatal secara terus-menerus dan timbul ruam kulit yang memerah. Ruam dan rasa gatal tersebut dapat muncul di satu atau lebih area tubuh, serta rasa gatal akan semakin terasa memburuk saat malam hari.
Selain ruam dan gatal, penderita eksim atopik juga dapat merasakan gejala lain, seperti kulit menjadi kasar, menebal, dan bersisik. Di kasus tertentu, kulit yang bermasalah dapat menimbulkan rasa sakit bahkan mengeluarkan darah.
Meski penyebab eksim atopik belum diketahui secara pasti, terdapat beberapa faktor yang diduga memicu munculnya kondisi ini. Beberapa di antaranya:
·         Cuaca
·         Makanan
·         Bulu hewan
·         Bahan pakaian yang digunakan.

D.    Pada Lidah
1)      Kanker Lidah
Kanker lidah adalah jenis kanker yang tumbuh pada sel-sel lidah. Kanker lidah paling sering tumbuh dan berkembang pada sel-sel skuamosa yang ada di permukaan lidah.
Sel skuamosa merupakan sel berbentuk datar atau pipih seperti kulit yang melapisi permukaan mulut, hidung, laring, tiroid, dan tenggorokan. Kanker lidah paling sering menyerang sel-sel skuamosa tersebut. Oleh karenanya, kanker lidah yang bermula dari sel ini disebut juga dengan kanker sel skuamosa.
Alkohol dan tembakau diduga menjadi penyebab utama kemunculan kanker lidah karena keduanya memiliki sifat karsinogenik atau mudah menyebarkan kanker. Zat-zat yang bersifat karsinogenik umumnya mengandung unsur kimia yang dapat merusak DNA di dalam sel dan memicu kemunculan kanker.
Gejala :
·         Sakit tenggorokan yang berlangsung terus-menerus.
·         Bercak berwarna merah atau putih, benjolan, atau sariawan yang tidak kunjung sembuh.
·         Sakit saat menelan.
·         Rasa kebas dalam mulut yang tidak kunjung hilang.
·         Perdarahan tanpa sebab yang jelas pada lidah.
·         Rasa sakit pada telinga (jarang).
2)      Oral Candida
Oral Candida adalah jenis penyakit pada lidah yaitu kondisi di mana permukaan lidah mengalami iritasi, luka dan peradangan yang diiringi dengan proses penebalan pada lapisan teratas dari lidah. Disebabkan oleh jamur Candida albicans yang berakumulasi pada lapisan mulut. 
Gejala-gejala umum dari oral candida adalah:
·         Luka berwarna putih krem pada lidah, pipi bagian dalam dan kadang langit-langit mulut, gusi dan amandel
·         Luka yang sedikit menimbul dengan tampilan seperti keju cottage
·         Kemerahan atau nyeri yang cukup parah dan menyebabkan kesulitan makan atau menelan
·         Sedikit perdarahan jika luka tergesek
·         Pecah-pecah dan kemerahan pada ujung mulut (terutama pada pengguna gigi palsu)
·         Perasaan seperti terdapat kapas pada mulut

E.     Pada Hidung
1)      Sinusitis
Sinusitis adalah infeksi dan pembengkakan pada sinus akibat adanya penyumbatan di dalamnya. Gejala sinusitis dapat terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung hanya dalam jangka waktu yang pendek (biasanya 4 minggu), dan hal itu biasanya disebut sinusitis akut.
Untuk kasus sinusitis yang lebih parah, yaitu peradangan sinus dalam waktu yang lama sekitar 3 bulan dan sering kambuh, ini disebut sinus kronis.
Sinusitis seringnya disebabkan oleh bakteri, alergi, polusi, atau polip hidung (pertumbuhan daging jinak di hidung yang bisa bikin Anda tersumbat saat bernapas).
Selain itu, sinusitis sering terjadi setelah Anda terkena flu, atau setelah mengalami kontak dengan alergen (seperti makan, minum, menghirup, atau menyentuh). Sedangkan sinusitis kronis dapat disebabkan oleh sinus sempit bawaan atau sinus yang terlalu kering.
Gejala :
·         Lendir hidung (ingus) berwarna hijau atau kuning
·         Wajah terasa nyeri atau tertekan
·         Hidung mampet
·         Indra penciuman memburuk (sulit menangkap bau)
·         Batuk
·         Bau mulut
·         Kelelahan
·         Sakit gigi
2)      Influenza
Flu atau influenza adalah infeksi virus yang menyerang sistem pernapasan (sistem yang terdiri dari hidung, tenggorokan, dan paru-paru). Flu adalah kondisi yang datang secara tiba-tiba, biasanya berlangsung selama 7 sampai 10 hari.
Orang yang terkena virus penyebab influenza akibat menghirup udara yang sudah tercemar virus dari orang lain yang terinfeksi (misalnya melalui batuk atau bersin), atau dari menyentuh sesuatu yang sudah disentuh orang yang terinfeksi.
Influenza bisa menyebar melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi atau jika Anda memakan daging hewan tersebut.
Gejala :
·         Demam tinggi (di atas 38ºC)
·         Panas dingin, nyeri otot.
·         Merasa sangat lemah atau lelah.
·         Sakit kepala.
·         Mata terasa sakit.
·         Batuk dan bersin.
·         Sakit tenggorokan
·         Hidung meler.

No comments:

Post a Comment