1)
Gondok
Penyakit gondok adalah kondisi ketika terdapat
benjolan di leher akibat kelenjar tiroid yang membesar. Kelenjar tiroid
dimiliki oleh pria maupun wanita. Pada pria, kelenjar tiroid terletak tepat di
bawah jakun.
Pada
kondisi normal, kelenjar tiroid tidak tampak menonjol. Fungsi kelenjar ini
adalah untuk menghasilkan hormon tiroid, yang mengatur berbagai fungsi normal
tubuh, seperti denyut jantung, suhu tubuh, dan kekuatan otot.
Seseorang yang tiroid nya sudah diangkat maka ia harus
mengonsumsi obat seumur hidup karena tak ada lagi yang dapat memproduksi hormon
tiroid di dalam tubuh.
Gejala :
·
Sulit menelan (disfagia)
·
Sulit bernapas
·
Suara serak dan batuk
·
Nyeri di area leher.
2)
Kanker Tiroid
Kanker
tiroid adalah pertumbuhan sel abnormal yang terjadi di dalam kelenjar tiroid. Tiroid
adalah kelenjar berbentuk kupu-kupu yang terletak pada bagian depan leher.
Kelenjar ini mengeluarkan hormon-hormon yang mengatur metabolisme, pertumbuhan,
suhu tubuh, denyut jantung, tekanan darah, berat badan, dan lainnya.
Kondisi
ini umumnya terjadi pada orang yang berusia antara 35-39 tahun dan usia 70
tahun ke atas. Wanita memiliki risiko kanker tiroid tiga kali lipat lebih besar
dibandingkan pria. Meski penyebab pasti kanker tiroid masih belum diketahui,
tapi ada kemungkinan hal ini berkaitan dengan perubahan hormon pada sistem
reproduksi wanita.
Gejala :
·
Sakit tenggorokan.
·
Kesulitan dalam menelan.
·
Suara menjadi serak dan tidak
membaik setelah beberapa minggu.
·
Rasa sakit pada bagian leher.
·
Pembengkakan kelenjar getah bening
di bagian leher.
3)
Hipopituitarisme
Hipopituitarisme adalah kelainan pada hipofisis yang
ditandai dengan sekresi beberapa hormon dalam jumlah rendah. Hipopituitarisme
disebabkan oleh kerusakan pada kelenjar hipofisis
anterior. Penderita
hipopituitarisme akan mengalami pertumbuhan yang terhambat, malafungsi pada sistem reproduksi, kerapuhan
pada tulang, dan obesitas.
Hipopituitarisme disebabkan oleh kerusakan pada kelenjar
hipofisis anterior sehingga produksi hormon menurun. Kelenjar
hipofisis anterior dapat mengalami kerusakan bila terjadi infeksi (bakteri dan virus)
atau radang, penyakit autoimun, tumor, nekrosis (sindrom
Sheehan), dan trauma. Seseorang
yang sedang menjalani terapi
radiasi atau wanita yang melahirkan dan
mengalami tekanan darah rendah serta
kehilangan banyak darah lebih
berpotensi untuk mengalami hipopituitarisme.
Gejala :
Gejala umum yang dapat dirasakan oleh penderita
hipopituitarisme adalah gangguan pengihatan dan edema pada pupil. Jika
penderita hipopituitarisme mengalami kekrangan gonadotropin,
maka akan muncul gangguan yang berkaitan dengan sistem
reproduksi. Gangguan meliputi keterlambatan pubertas pada
anak-anak, amenorea dan atrofirahim pada wanita, dan penurunan
jumlah sperma serta impotensi pada
pria. Jika hipopituitarisme menyebabkan penurunan produksi hormon
pertumbuhan, maka pertumbuhan akan menjadi lambat, tubuh pendek, pertumbuhan
otot buruk, emosi tidak
stabil, serta penurunan produksi prolaktin.
4)
Akromegali
Akromegali
adalah kelainan yang muncul karena tubuh kelebihan hormon pertumbuhan (growth hormone), sehingga
terjadi pertumbuhan secara berlebihan pada berbagai jaringan tubuh, otot dan tulang,
khususnya pada kaki, tangan, dan wajah. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh
tumor jinak pada kelenjar hipofisis (pituitary). Peningkatan
produksi growth hormone juga dapat disebabkan oleh tumor
pada organ tubuh lainnya seperti paru-paru atau pankreas, namun sangat jarang.
Akromegali
umumnya terdiagnosa pada pasien dewasa berusia 40 hingga 45 tahun. Kondisi ini
termasuk jarang terjadi dan menampilkan gejala yang minim. Kebanyakan kasus
penderita mengetahui dirinya terserang akromegali setelah bertahun-tahun.
Akromegali dapat mengakibatkan komplikasi yang membahayakan nyawa jika tidak
segera diobati.
Penyebab
akromegali adalah tingginya produksi hormon pertumbuhan (GH) yang dihasilkan
oleh kelenjar hipofisis. Sembilan puluh lima persen kasus akromegali memperlihatkan
adanya tumor pada kelenjar hipofisis, yang merupakan
penyebab meningkatnya produksi GH. Dalam kasus yang jarang terjadi, keturunan
bisa menjadi faktor pemicu.
Kelenjar
hipofisis terletak di bagian bawah otak dan berfungsi memproduksi berbagai
hormon penting bagi tubuh, salah satunya adalah hormon pertumbuhan (GH). GH
memicu organ hati dalam memproduksi insulin-like growth factor I (IGF-I)
sebagai stimulan pertumbuhan tulang dan jaringan tubuh. Kadar GH berlebih akan
mempengaruhi produksi IGF-I, memicu pertumbuhan abnormal pada jaringan tubuh,
otot, dan tulang.
Bagi
penderita tumor hipofisis, akromegali dapat disertai dengan gejala lain, yaitu
bila tumor menekan saraf dan jaringan di sekitar hipofisis, atau jika tumor
juga menyebabkan produksi hormon tiroid berlebih.
Gejala :
·
Kaki dan tangan membesar.
·
Struktur wajah berubah.
·
Ukuran lidah, hidung, dan bibir
membesar.
·
Struktur gigi melebar.
·
Kulit berminyak dan kasar.
·
Pertumbuhan kulit secara abnormal.
·
Keringat berlebih, hingga bau badan.
·
Pusing.
·
Lemas.
·
Otot melemah.
·
Nyeri sendi dan kemampuan gerak
menjadi terbatas.
·
Fungsi penglihatan menurun.
·
Suara serak dan mendalam (pelebaran
pita suara dan sinus).
·
Mendengkur kencang saat tidur.
·
Rongga membesar (barrel
chest).
·
Gangguan siklus menstruasi pada
wanita.
·
Kesulitan ereksi pada pria.
Kondisi ini juga dapat mengakibatkan organ penting
tubuh seperti hati, ginjal, jantung, dan limpa membesar, dan berpotensi
membahayakan nyawa. Segera temui dokter atau kunjungi rumah sakit terdekat jika
merasakan gejala-gejala di atas agar mendapatkan penanganan dini.
5)
Addison
Penyakit
Addison adalah kerusakan pada kelenjar adrenal sehingga tidak memproduksi hormon
yang memadai untuk tubuh. Kelenjar adrenal berada di atas ginjal dan terdiri
dari dua bagian, yaitu lapisan luar (korteks) dan lapisan dalam (medula).
Korteks pada kelenjar adrenal berfungsi memproduksi hormon steroid,
termasuk kortisol dan aldosterone, yang memiliki fungsi penting dalam menjaga
keseimbangan garam dan cairan tubuh. Pada penyakit Addison, kelenjar adrenal
hanya sedikit memproduksi hormon kortisol serta hormon aldosteron. Jika
kondisi ini dibiarkan tanpa pengobatan, penyakit Addison dapat membahayakan
tubuh.
Penyakit
yang tergolong jarang terjadi ini dapat diderita pria atau wanita dari berbagai
usia, namun lebih banyak ditemui pada wanita usia 30-50 tahun.
Gejala awal tersebut dapat berupa:
·
Kelelahan dan kurang bersemangat.
·
Rasa kantuk.
·
Otot menjadi lemah.
·
Suasana hati tidak baik atau gampang
marah.
·
Selera makan hilang atau menurun, sehingga
terjadi penurunan berat badan.
·
Sering buang air kecil.
·
Rasa haus bertambah.
·
Keinginan mengonsumsi makanan asin.
Gejala penyakit Addison dapat berkembang
secara perlahan dalam waktu beberapa bulan. Gejala tersebut antara lain:
·
Warna kulit menjadi lebih hitam
(hiperpigmentasi).
·
Kadar gula darah menurun (hipoglikemia).
·
Mual, muntah, atau diare.
·
Nyeri pada perut.
·
Tekanan darah rendah.
·
Rambut rontok.
·
Depresi.
·
Disfungsi seksual pada wanita.
·
Siklus menstruasi kacau atau tidak
mendapat haid, serta keterlambatan pubertas pada remaja perempuan.
Gejala lebih buruk dapat muncul jika
penyakit Addison tidak diatasi dengan baik, sehingga memicu terjadinya krisis
Addison atau gagal adrenal akut. Gejala krisis Addison meliputi:
·
Ruam kulit.
·
Rasa nyeri pada punggung, perut, atau
kaki.
·
Muntah dan diare parah yang memicu dehidrasi.
·
Kadar kalium darah tinggi (hiperkalemia) dengan kadar natrium darah rendah
(hiponatremia).
·
Tekanan darah yang sangat rendah.
·
Berkeringat.
·
Detak jantung menjadi lebih cepat.
·
Kulit menjadi pucat, dingin, dan basah,
·
Kelemahan otot.
·
Napas menjadi cepat dan pendek.
No comments:
Post a Comment