Monday, June 3, 2019

Gangguan pada Sistem Hormon


1)      Gondok
Penyakit gondok adalah kondisi ketika terdapat benjolan di leher akibat kelenjar tiroid yang membesar. Kelenjar tiroid dimiliki oleh pria maupun wanita. Pada pria, kelenjar tiroid terletak tepat di bawah jakun.
Pada kondisi normal, kelenjar tiroid tidak tampak menonjol. Fungsi kelenjar ini adalah untuk menghasilkan hormon tiroid, yang mengatur berbagai fungsi normal tubuh, seperti denyut jantung, suhu tubuh, dan kekuatan otot.
Seseorang yang tiroid nya sudah diangkat maka ia harus mengonsumsi obat seumur hidup karena tak ada lagi yang dapat memproduksi hormon tiroid di dalam tubuh.
Gejala :
·         Sulit menelan (disfagia)
·         Sulit bernapas
·         Suara serak dan batuk
·         Nyeri di area leher.

2)      Kanker Tiroid
Kanker tiroid adalah pertumbuhan sel abnormal yang terjadi di dalam kelenjar tiroid. Tiroid adalah kelenjar berbentuk kupu-kupu yang terletak pada bagian depan leher. Kelenjar ini mengeluarkan hormon-hormon yang mengatur metabolisme, pertumbuhan, suhu tubuh, denyut jantung, tekanan darah, berat badan, dan lainnya.
Kondisi ini umumnya terjadi pada orang yang berusia antara 35-39 tahun dan usia 70 tahun ke atas. Wanita memiliki risiko kanker tiroid tiga kali lipat lebih besar dibandingkan pria. Meski penyebab pasti kanker tiroid masih belum diketahui, tapi ada kemungkinan hal ini berkaitan dengan perubahan hormon pada sistem reproduksi wanita.
Gejala :
·         Sakit tenggorokan.
·         Kesulitan dalam menelan.
·         Suara menjadi serak dan tidak membaik setelah beberapa minggu.
·         Rasa sakit pada bagian leher.
·         Pembengkakan kelenjar getah bening di bagian leher.

3)      Hipopituitarisme
Hipopituitarisme adalah kelainan pada hipofisis yang ditandai dengan sekresi beberapa hormon dalam jumlah rendah. Hipopituitarisme disebabkan oleh kerusakan pada kelenjar hipofisis anterior. Penderita hipopituitarisme akan mengalami pertumbuhan yang terhambat, malafungsi pada sistem reproduksi, kerapuhan pada tulang, dan obesitas.
Hipopituitarisme disebabkan oleh kerusakan pada kelenjar hipofisis anterior sehingga produksi hormon menurun. Kelenjar hipofisis anterior dapat mengalami kerusakan bila terjadi infeksi (bakteri dan virus) atau radang, penyakit autoimuntumornekrosis (sindrom Sheehan), dan trauma.  Seseorang yang sedang menjalani terapi radiasi atau wanita yang melahirkan dan mengalami tekanan darah rendah serta kehilangan banyak darah lebih berpotensi untuk mengalami hipopituitarisme.
Gejala :
Gejala umum yang dapat dirasakan oleh penderita hipopituitarisme adalah gangguan pengihatan dan edema pada pupil. Jika penderita hipopituitarisme mengalami kekrangan gonadotropin, maka akan muncul gangguan yang berkaitan dengan sistem reproduksi. Gangguan meliputi keterlambatan pubertas pada anak-anak, amenorea dan atrofirahim pada wanita, dan penurunan jumlah sperma serta impotensi pada pria. Jika hipopituitarisme menyebabkan penurunan produksi hormon pertumbuhan, maka pertumbuhan akan menjadi lambat, tubuh pendek, pertumbuhan otot buruk, emosi tidak stabil, serta penurunan produksi prolaktin.

4)      Akromegali
Akromegali adalah kelainan yang muncul karena tubuh kelebihan hormon pertumbuhan (growth hormone), sehingga terjadi pertumbuhan secara berlebihan pada berbagai jaringan tubuh, otot dan tulang, khususnya pada kaki, tangan, dan wajah. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh tumor jinak pada kelenjar hipofisis (pituitary). Peningkatan produksi growth hormone juga dapat disebabkan oleh tumor pada organ tubuh lainnya seperti paru-paru atau pankreas, namun sangat jarang.
Akromegali umumnya terdiagnosa pada pasien dewasa berusia 40 hingga 45 tahun. Kondisi ini termasuk jarang terjadi dan menampilkan gejala yang minim. Kebanyakan kasus penderita mengetahui dirinya terserang akromegali setelah bertahun-tahun. Akromegali dapat mengakibatkan komplikasi yang membahayakan nyawa jika tidak segera diobati.
Penyebab akromegali adalah tingginya produksi hormon pertumbuhan (GH) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis. Sembilan puluh lima persen kasus akromegali memperlihatkan adanya tumor pada kelenjar hipofisis, yang merupakan penyebab meningkatnya produksi GH. Dalam kasus yang jarang terjadi, keturunan bisa menjadi faktor pemicu.
Kelenjar hipofisis terletak di bagian bawah otak dan berfungsi memproduksi berbagai hormon penting bagi tubuh, salah satunya adalah hormon pertumbuhan (GH). GH memicu organ hati dalam memproduksi insulin-like growth factor I (IGF-I) sebagai stimulan pertumbuhan tulang dan jaringan tubuh. Kadar GH berlebih akan mempengaruhi produksi IGF-I, memicu pertumbuhan abnormal pada jaringan tubuh, otot, dan tulang.
Bagi penderita tumor hipofisis, akromegali dapat disertai dengan gejala lain, yaitu bila tumor menekan saraf dan jaringan di sekitar hipofisis, atau jika tumor juga menyebabkan produksi hormon tiroid berlebih.
Gejala :
·         Kaki dan tangan membesar.
·         Struktur wajah berubah.
·         Ukuran lidah, hidung, dan bibir membesar.
·         Struktur gigi melebar.
·         Kulit berminyak dan kasar.
·         Pertumbuhan kulit secara abnormal.
·         Keringat berlebih, hingga bau badan.
·         Pusing.
·         Lemas.
·         Otot melemah.
·         Nyeri sendi dan kemampuan gerak menjadi terbatas.
·         Fungsi penglihatan menurun.
·         Suara serak dan mendalam (pelebaran pita suara dan sinus).
·         Mendengkur kencang saat tidur.
·         Rongga membesar (barrel chest).
·         Gangguan siklus menstruasi pada wanita.
·         Kesulitan ereksi pada pria.
Kondisi ini juga dapat mengakibatkan organ penting tubuh seperti hati, ginjal, jantung, dan limpa membesar, dan berpotensi membahayakan nyawa. Segera temui dokter atau kunjungi rumah sakit terdekat jika merasakan gejala-gejala di atas agar mendapatkan penanganan dini.

5)      Addison
Penyakit Addison adalah kerusakan pada kelenjar adrenal sehingga tidak memproduksi hormon yang memadai untuk tubuh. Kelenjar adrenal berada di atas ginjal dan terdiri dari dua bagian, yaitu lapisan luar (korteks) dan lapisan dalam (medula). Korteks pada kelenjar adrenal berfungsi memproduksi hormon steroid, termasuk kortisol dan aldosterone, yang memiliki fungsi penting dalam menjaga keseimbangan garam dan cairan tubuh. Pada penyakit Addison, kelenjar adrenal hanya sedikit memproduksi hormon kortisol serta hormon aldosteron. Jika kondisi ini dibiarkan tanpa pengobatan, penyakit Addison dapat membahayakan tubuh.
Penyakit yang tergolong jarang terjadi ini dapat diderita pria atau wanita dari berbagai usia, namun lebih banyak ditemui pada wanita usia 30-50 tahun.
Gejala awal tersebut dapat berupa:
·         Kelelahan dan kurang bersemangat.
·         Rasa kantuk.
·         Otot menjadi lemah.
·         Suasana hati tidak baik atau gampang marah.
·         Selera makan hilang atau menurun, sehingga terjadi penurunan berat badan.
·         Sering buang air kecil.
·         Rasa haus bertambah.
·         Keinginan mengonsumsi makanan asin.
Gejala penyakit Addison dapat berkembang secara perlahan dalam waktu beberapa bulan. Gejala tersebut antara lain:
·         Warna kulit menjadi lebih hitam (hiperpigmentasi).
·         Kadar gula darah menurun (hipoglikemia).
·         Mual, muntah, atau diare.
·         Nyeri pada perut.
·         Tekanan darah rendah.
·         Rambut rontok.
·         Depresi.
·         Disfungsi seksual pada wanita.
·         Siklus menstruasi kacau atau tidak mendapat haid, serta keterlambatan pubertas pada remaja perempuan.
Gejala lebih buruk dapat muncul jika penyakit Addison tidak diatasi dengan baik, sehingga memicu terjadinya krisis Addison atau gagal adrenal akut. Gejala krisis Addison meliputi:
·         Ruam kulit.
·         Rasa nyeri pada punggung, perut, atau kaki.
·         Muntah dan diare parah yang memicu dehidrasi.
·         Kadar kalium darah tinggi (hiperkalemia) dengan kadar natrium darah rendah (hiponatremia).
·         Tekanan darah yang sangat rendah.
·         Berkeringat.
·         Detak jantung menjadi lebih cepat.
·         Kulit menjadi pucat, dingin, dan basah,
·         Kelemahan otot.
·         Napas menjadi cepat dan pendek.
·         Penurunan kesadaran.

No comments:

Post a Comment