Monday, June 3, 2019

Asam Basa dalam Hujan Asam


Ketika liburan, aku bersama teman-temanku pergi ke Bandung. Di sana, aku mengunjungi berbagai tempat. Namun, ada satu hal yang mengganjal di kepalaku, yaitu patung-patung tembaga yang memiliki bercak-bercak berwarna kehijauan. Kira-kira mengapa bercak-bercak kehijauan itu bisa muncul ya?
Ternyata, bercak berwarna kehijauan di patung tembaga merupakan indikator terjadinya hujan asam. Hujan asam adalah segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Sebenarnya, hujan secara alami memang bersifat asam (pH sekitar 6). Penyebab hujan asam adalah kandungan CO2 dan CO, hasil proses pembakaran yang berlebihan di udara yang larut dengan air dan membentuk asam karbonat (H2CO3) yang tergolong asam lemah. Yang berbahaya adalah ketika H2S dan SO2, hasil pembakaran atau pemanasan belerang, bertemu dengan air, karena akan membentuk asam sulfat (H2SO4) yang tergolong asam kuat.
Hujan asam memberikan dampak negatif bagi lingkungan maupun makhluk hidup. Air hujan yang asam dapat meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman. Oleh karena itu, hujan asam menyebabkan jumlah ikan di perairan menurun, merusak lapisan lilin di permukaan daun, dan hilangnya beragam nutrisi dalam tumbuhan. Selain itu, hujan asam juga dapat membuat logam menjadi mudah berkarat, dan penyakit kulit. Satu-satunya manfaat dari hujan asam adalah mampu melarutkan berbagai mineral yang sangat dibutuhkan oleh hewan dan tumbuhan di bumi (itu pun jika kandungan asamnya lemah). Hujan asam dapat dicegah dengan menggunakan bahan bakar dengan kadar belerang rendah, bahan bakar yang ramah lingkungan, dan menerapkan prinsip 3R.

No comments:

Post a Comment