Es krim termasuk salah
satu jenis koloid, yaitu buih padat yang mengandung lemak teremulsi dan udara.
Dalam hal ini, zat yang terdispersi adalah udara, sedangkan medium
pendispersinya adalah lemak teremulsi. Jika es krim dilihat menggunakan
mikroskop ultra, akan terlihat bentuk dari beberapa komponen, contohnya seperti
padatan gula, lemak susu, udara, kristal-kristal es, dan air yang gelatin, dan
protein susu.
Udara terdispersi
melalui proses pengocokan kuning telur. Ketika kuning telur dikocok, maka akan
ada udara yang terperangkap di dalam kuning telur. Protein yang dikandung oleh
kuning telur akan membentuk lapisan yang mengelilingi udara untuk membentuk
buih cair.
Sedangkan, dalam
proses pencampuran bahan-bahan lainnya, seperti susu, vanili, larutan gelatin,
krim, dan sebagainya, akan terbentuk koloid jenis lain, yaitu emulsi cair (air
dalam lemak). Zat terdispersinya adalah air yang ada di dalam larutan gelatin,
sedangkan medium pendispersinya adalah lemak.
Selanjutnya, ketika
kocokan kuning telur dimasukkan ke dalam bahan-bahan lainnya (susu dan
sebagainya), maka udara yang terdispersi dalam kuning telur ikut terdispersi ke
dalam lemak yang teremulsi. Campuran dari seluruh bahan-bahan membentuk buih
cair.
Adonan es krim
tersebut nantinya akan didinginkan untuk membentuk es krim yang padat. Pada
proses pembekuan inilah, adonan yang merupakan buih cair akan berubah menjadi
es krim yang merupakan buih padat.
Udara yang terkandung
di dalam es krim berperan untuk memberikan tekstur lembut pada es krim. Selain
itu, tanpa adanya udara, maka es krim tidak akan memiliki rongga-rongga di
dalamnya. Tanpa udara, es krim hanya merupakan emulsi beku yang terlalu
berlemak.
No comments:
Post a Comment