Monday, June 3, 2019

Sinopsis Buku "Mohammad Hatta: Hati Nurani Bangsa"




Judul Buku                  : Mohammad Hatta
                                      Hati Nurani Bangsa
Penulis                         : Dr. Deliar Noer
Penerbit                       : PT. Kompas Media Nusantara
Tahun Terbit                : 2012
Jumlah Halaman         : 182 halaman

            Mohammad Hatta lahir di Bukittinggi pada tanggal 12 Agustus 1902 di Batu Hampar ( kampung di pinggir jalan antara Bukittinggi dan Payakumbuh ). Di masa kecil, Hatta bersekolah di Bukittinggi. Beberapa tahun di sekolah dasar yang mulanya ditempuhnya lebih secara privat, di Padang, di Europeesche Lagere School sampai 1913 ( dari kelas 5 sampai kelas 7 ). Kemudian di MULO ( Meer Uitgebreid Lager Onderwijs, SMP berbahasa Belanda ) sampai 1917. Di samping belajar biasa, ia juga rajin belajar agama. Kemudian, ia bersekolah di Jakarta di Prins Hendrik School, sekolah dagang menengah.
            Disiplin hidup memang sudah melekat pada Hatta dari masa ia kecil. Kedudukannya sebagai bendahara organisasi JSB ( Jong Sumatranen Bond ) memang menuntut ia berdisiplin tinggi. Hatta bagaikan sudah menetapkan garis hidup selanjutnya bahwa ia akan bergerak dalam pergerakan nasional.
            Kematangan Hatta tambah bertumbuh ketika ia belajar di Belanda dari 1921 – 1932. Ia belajar dengan tekun di Handels Hugeschool di Rotterdam. Ia juga aktif dalam organisasi Indische Vereniging ( Perkumpulan Hindia, berdiri tahun 1908 ). Kemudian berganti nama menjadi Perhimpunan Indonesia ( PI ). PI di bawah pimpinan Hatta memperlihatkan perubahan. Perhimpunan ini lebih banyak memperhatikan perkembangan pergerakan nasional di Indonesia.
            Pada tahun 1927, Hatta bersama Ali Sastroamidjojo, Nazir Datuk Pamuntjak, dan Abdul Masjid Djojoadhiningrat di tangkap oleh penguasa Belanda. Mereka dituduh menjadi anggota partai terlarang. Hatta dituntut 3 tahun penjara. Setelah ditahan beberapa bulan, akhirnya mereka dibebaskan karena tuduhan tidak dapat dibuktikan.
            Setelah lepas dari tahanan, ia bersama rekannya di PI menghadiri Kongres Internasional Menentang Kolonialisme di Brusells, Belgia. Juga Semaun dari PKI turut hadir. Hatta berhasil memengaruhi kongres tentang keadaan rakyat yang menderita di bawah jajahan Belanda di Indonesia, lalu dibentuk komisi yang akan meninjau perkembangan di Jawa dan Sumatera. Dalam menulis dan berpidato di Belanda, Hatta juga sering mengemukakan soal koperasi. Hanya sayang, setelah Hatta mundur dari kedudukan ketua, PI jatuh pada pengaruh pihak komunis.
               Perjuangan Hatta di Belanda tampak sekali berkaitan dengan perjuangan di tanah air. Oleh sebab itu,PI dibawah pimpinan Hatta merupakan pos terdepan di luar negeri bagi perjuangan di tanah air.Hatta melihat kemungkinan orang Indonesia untuk duduk dalam parlemen Belanda.Tetapi Soekarno menolak pendapat itu. Sebelum ditangkap Belanda, Soekarno aktif menggalang PPPKI ( Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia ) tetapi tidak aktif setelah tertangkapnya Soekarno pada 1930 dan dibangun kembali sekembali dari penjara.
Hatta tidak menyetujuinya karena PPPKI tidak banyak artinya dalam perjuangan. Agaknya Soekarno berbeda sifat dengan Hatta. Soekarno lebih suka menghadapi massa, Hatta lebih suka mendidiknya. Hatta juga sangat menekankan persatuan nasional yang disertai kesadaran, bukan asal beramai-ramai mendengarkannya. Bisa dikatakan, Hatta lebih rasional pemikirannya, sedangkan Soekarno dan kawan-kawannya lebih emosional.
Agaknya tidak terpikir oleh Hatta sebelumnya bahwa ia akan dibuang ke Digul, kemudian dipindahkan ke Banda Niera. Segera setelah pecah Perang Pasifik ( Desember 1941 ), Hatta dipindahkan ke Sukabumi. Pemerintah Jepang merasa perlu didukung oleh tokoh-tokoh pergerakan Indonesia. Maka setelah pemerintah Hindia Belanda kalah ( Maret 1942 ), beberapa opsir Jepang mendekati Hatta untuk membicarakan situasi yang dihadapi. Ia dibawa ke Jakarta untuk keperluan itu. Ia dijadikan penasehat. Hatta juga mengepalai sebuah Panitia Penyelidik Adat Istiadat dan Tata Usaha lama. Anggota-anggota termasuk Empat Serangkai ( Hatta, Soekarno, Ki Hadjar Dewantara, dan KH Mas Mansur ).
Cita-cita kemerdekaan masih terus merupakan cita-cita yang diusahakan perwujudannya oleh para pemimpin Indonesia. Suatu pidato Hatta di lapangan Ikada (sekarang Monas) pada 8 Desember 1942, sangat menggemparkan. Hatta mengatakan, ia lebih suka melihat Indonesia tenggelam ke dasar lautan daripada mempunyainya sebagai jajahan orang kembali. Perjuangan untuk kemerdekaan itu kemudian dipusatkan pada Pusat Tenaga Rakyat ( Poetera ) yaitu suatu gerakan yang dipimpin oleh Empat Serangkai. Pemerintah militer Jepang mengharapkan tugas Poetera dapat meruntuhkan sekutu dan menambah hasil bumi. Tetapi sebaliknya Poetera sendiri berusaha menjaga cita-cita kemerdekaan Indonesia.
Pada 1 Maret 1944, pemerintah Jepang di Jawa mendirikan Jawa Hokokai sebagai pengganti Poetera. Organisasi ini didirikan untuk mengerahkan rakyat membantu Jepang dalam perang. Dalam bulan April 1945, Hatta dipercayai untuk memimpin Sekolah Tinggi Islam. Tujuannya membentuk ulama yang berpengetahuan dalam dan berpendidikan luas serta mempunyai semangat yang dinamis.
Pada tanggal 28 Mei 1945, dibentuk BPUPKI, untuk menyusun rancangan UUD 1945. Dalam penyusunan rancangan ini, Hatta berperan dalam 4 hal yaitu soal pembukaan yang biasa dirujuk dengan Piagam Jakarta, soal bentuk negara, soal hak asasi, dan soal ekonomi. Perang Pasifik bertambah seru. Pada awal Agustus 1945, PPKI dibentuk. Hatta menjadi wakil ketua dan Soekarno sebagai ketua.Sebagai ketua dan wakil ketua, disertai Radjiman Wedyodiningrat diutus ke Dalat. Hasilnya pemerintah Jepang memberikan kemerdekaan kepada Indonesia.
Kemudian Perang Pasifik berakhir dengan menyerahnya Jepang. Rakyat Indonesia mempersiapkan kemerdekaan. Pada 16 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta dibawa paksa oleh para pemuda keluar kota (dikenal dengan peristiwa Rengasdengklok). Tujuannya untuk menghindari kedua tokoh nasional ini dari kemungkinan terlibat kerusuhan antara pemuda dan pihak Jepang.
Pada 16 Agustus malam, mereka dibawa lagi ke Jakarta. Lalu mengadakan rapat PPKI di rumah Admiral Maeda. Keesokkan harinya, jam sepuluh pagi dikumandangkan Proklamasi Kemerdekaan. Pengesahan UUD 1945 dilakukan tanggal 18 Agustus 1945. Hatta juga mengusulkan agar sila ‘Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya” diganti menjadi ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’.
Hatta dan Soekarno terutama di masa revolusi 1945-1949 benar-benar bagai dwitunggal. Mereka berdua erat sekali bekerja sama. Walau mereka mempunyai sifat yang berbeda, keduanya pun saling mengisi. Soekarno mungkin terdorong oleh emosi, sedangkan Hatta dikusai oleh pemikiran yang sudah direnungkan.
Sikap tanggung jawab pemerintahan yang juga terletak pada Presiden/Wakil Presiden diperlihatkan Hatta dalam sidang pleno KNIP di Malang. Dengan Keputusan Presiden ( Peraturan Presiden No. 6 ) anggota KNIP ditambah, terutama dari Sumatera. Sidang pleno KNIP menerima Peraturan Presiden No. 6 tadi. Naskah Persetujuan Linggarjati ditandatangani di Jakarta, 25 Maret 1947.
Perundingan dengan Pihak Belanda dilanjutkan, antara lain di Kaliurang pada November dan Desember 1948. Perundingan selesai dengan bantuan Komisi Tiga Negara ( wakil dari AS, Australia, dan Belgia ). Perundingan ini untuk melaksanakan hasil Persetujuan Renville yang diwariskan oleh Amir Sjarifuddin.
Namun, Belanda lagi-lagi menyerang Indonesia pada tanggal 18 Desember 1948. Kali ini Belanda menduduki Yogyakarta. Soekarno, Hatta, dan beberapa Mentri Indonesia ditangkap, lalu dibuang ke Bangka dan Parapat. Perundingan lanjutan antara Indonesia dan Belanda menghasilkan Persetujuan Roem-Royen ( 6 Mei 1949 ) yang umumnya menguntungkan Indonesia. Persetujuan ini berakibat pemerintahan RI dikembalikan ke Yogyakarta. Dan perundingan dilanjutkan dalam Konfrensi Meja Bundar. Delegasi RI diketuai oleh Hatta berlangsung di Den Haag.
Kemudian pada 16 Desember 1949, para wakil dari negara-negara di seluruh Indonesia memilih Soekarno sebagai Presiden RIS. Tiga hari kemudian, berdiri kabinet federal pertama yang dipimpin oleh Hatta.
Perlu dikemukakan janji Hatta baru akan menikah sesudah Indonesia merdeka dipenuhinya. Tanggal 18 November 1945, Hatta menikahi Ibu Rahmi, dan dikaruniai 3 orang anak.
Pada tanggal 17 Agustus 1950, Indonesia kembali pada NKRI. Soekarno dikukuhkan lagi sebagai Presiden dan Hatta sebagai Wakil Presiden. Hatta semenjak berjuang di zaman jajahan, apalagi setelah memegang jabatan tinggi sebagai Perdana Menteri ataupun sebagai Wakil Presiden, sangat memberi perhatian pada koperasi. Lalu, Hatta diangkat menjadi “Bapak Koperasi”. Disamping koperasi, Hatta juga turut mendorong perkembangan perusahaan pemerintah.
Bersamaan dengan hasil pemilu pada Juli 1956, Hatta mengirim surat kepada DPR bahwa ia akan mengundurkan diri sebagai Wakil Presiden. Maka pada tanggal 1 Desember 1956, Hatta resmi menjadi warga negara biasa. Memang rakyat pada umumnya masih mengharapkan agar dwitunggal dapat dipulihkan. Tetapi pemikiran Soekarno dengan Hatta berbeda. Soekarno sendiri terus saja dengan gagasan-gagasan yang menjauhkannya dari Hatta.
Apalagi dengan tidak diberikannya kesempatan kepada konstituante untuk menyelesaikan kerjanya ( yang menurut ketuanya, Februari 1959, sudah tinggal 10 persen ) dan kemudian dikeluarkannya dekrit yang memberlakukan kembali UUD 1945. Pada Juni 1959 yang menjadikan Soekarno Presiden Eksekutif. Sejak itu perpisahan Soekarno dan Hatta tidak dapat diperbaiki lagi.
Kejatuhan Soekarno dan naiknya Soeharto sebagai kepala negara di sambut Hatta mulanya dengan harapan besar untuk kembali membangun Indonesia dengan tertib dan damai. Tetapi harapannya terhadap Soeharto berganti dengan kekecewaan. Dan dalam masa reformasi sejak 1998, negeri kita masih saja terpuruk, dalam kehidupan ekonomi, hukum, politik, dan budaya, tanpa tanda-tanda berarti dalam kebangkitan.
Pada tanggal 14 Maret 1980, Hatta meninggal dunia karena sakit. Seharusnya sepak terjangnya secara pribadi,maupun dalam hubungan dengan kehidupan bermasyarakat dan bernegara, dijadikan suri teladan bagi kita semua. Semoga arwahnya dilapangkan oleh Allah SWT. Amin.

No comments:

Post a Comment