Selamat
pagi/siang hadirin yang terhormat,
Salam sejahtera
bagi kita semua,
Puji dan syukur
kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmatNya, kita
dapat berkumpul di tempat ini dalam keadaan sehat. Izinkan saya untuk menyampaikan pidato saya terkait dengan pendidikan di Indonesia,
mengingat banyak orang yang tidak menyadari betapa pentingnya pendidikan bagi
kehidupan. Selain itu, pendidikan juga merupakan salah satu cara untuk
menciptakan generasi penerus bangsa yang lebih baik.
Secara umum, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik agar secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah
proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Berdasarkan UU No. 2 Tahun 1985,
tujuan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
manusia yang seutuhnya yaitu yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung
jawab kemasyarakatan bangsa.
Pendidikan
sangatlah penting bagi kehidupan setiap orang. Melalui pendidikan, setiap orang
akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupan
mereka. Pendidikan juga mampu menggali dan mengasah potensi yang ada di dalam
diri setiap orang, memperluas wawasan, memperbaiki karakter, dan menjamin masa
depan. Bagi suatu negara, pendidikan mampu menciptakan generasi penerus bangsa
yang hebat dan cerdas.
Ibarat sebuah
bangunan, pendidikan merupakan salah satu tiang penyangga yang membuat bangunan
dapat berdiri dengan tegap dan kuat. Indonesia, sebagai negara dengan penduduk
terbanyak nomor empat di dunia, dengan jumlah penduduk 265 juta jiwa, sudah
seharusnya mengedepankan pendidikan untuk memajukan peradaban sehingga
Indonesia bisa berdiri lebih kuat lagi dalam menghadapi perkembangan zaman.
Namun, sayangnya, masih banyak orang yang kurang peduli akan pendidikan.
Kebanyakan masyarakat kalangan bawah yang tinggal di pedesaan ataupun daerah
terpencil masih mengesampingkan pendidikan. Mereka menaruh pendidikan pada
nomor sekian karena yang terpenting bagi mereka adalah bagaimana cara untuk
bertahan hidup. Bagi mereka, lebih baik bekerja daripada sekolah. Alasannya
sederhana, karena jika bekerja, mereka bisa menghasilkan uang, sedangkan
sekolah hanya membuang-buang uang. Data UNICEF tahun 2016 yang menyatakan bahwa
sebanyak 2,5 juta anak Indonesia tidak dapat menikmati pendidikan lanjutan,
yakni sebanyak 600 ribu anak SD dan 1,9 juta anak usia SMP.
Pemerintah sendiri
sudah mengupayakan beberapa hal untuk memajukan pendidikan Indonesia, seperti
program wajib belajar 12 tahun, pemberian modal bantuan pendidikan (seperti
Kartu Indonesia Pintar), membangun sekolah-sekolah di wilayah terpencil,
memberikan beasiswa kepada siswa yang kurang mampu, dan sebagainya. Di sini,
peran keluarga dan masyarakat juga dibutuhkan. Mungkin
banyak orang berpikir bahwa pendidikan hanya didapatkan melalui sekolah.
Padahal, pendidikan juga bisa didapatkan melalui keluarga dan masyarakat.
Namun, semakin hari, tempat pendidikan ini semakin dipersempit bagi kebanyakan
orang. Pendidikan seakan-akan hanya dilakukan di sekolah atau melalui
pendidikan formal. Hal ini membuat munculnya pola pikir orang tua yang hanya
menganggap bahwa tempat pendidikan hanyalah sekolah dan kurang menyadari
peranan keluarga sebagai tempat pendidikan.
Keluarga
sebagai pintu pertama dan utama yang dilalui oleh setiap anak harus mampu
mengenalkan nilai-nilai kehidupan yang mungkin tidak diajarkan di sekolah.
Orang tua harus mampu mengajarkan anaknya tentang agama, budi pekerti, etika,
sopan santun, moral, cara bersosialisasi, tanggung jawab, kemandirian, cara
membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik, dan sebagainya. Dengan
adanya pendidikan dari sekolah dan orang tua maka kelak akan tercipta generasi
penerus bangsa yang hebat.
Setelah menyadari
pentingnya pendidikan, ada beberapa hal yang harus dibenahi terkait, seperti
kurikulum dan pendidikan karakter. Hal ini perlu dilakukan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia. Menurut survei Political and Economic Risk
Consultant, kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12
negara di Asia. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam.
Sampai saat ini,
perubahan kurikulum di Indonesia telah terjadi sebanyak 10 kali. Semua
kurikulum yang pernah berlaku tersebut sebenarnya baik adanya, demi
menyempurnakan metode belajar dan memberikan konsep pembelajaran yang tidak
hanya secara kognitif melainkan juga dalam hal menanamkan rasa cinta terhadap
bangsa serta perilaku moral yang baik. Namun, kurikulum yang digunakan hanya
didasarkan pada pengetahuan pemerintah tanpa memperhatikan kebutuhan
masyarakat.
Salah satu
contohnya adalah pelajar SMA harus mempelajari 14-17 mata pelajaran. Tentu
jumlah ini terlalu banyak untuk dikuasai oleh seorang pelajar. Selain itu,
terlalu banyak materi yang harus dikuasai siswa dari setiap pelajaran yang
membuat tidak semua materi dapat tersampaikan dengan baik. Beban belajar siswa
yang terlalu berat juga membuat waktu belajar di sekolah terlalu lama. Hal ini
membuat pelajar tidak memiliki waktu untuk mengembangkan hobi atau melakukan
kegiatan lainnya di luar akademis. Padahal, belajar itu tidak hanya melalui
sekolah. Jumlah pelajaran yang terlalu banyak juga membuat pelajar hanya
mengetahui dasar dari setiap materi yang mereka pelajari. Apakah sebenarnya
pelajar membutuhkan pelajaran dengan jumlah sebanyak itu? Akankah lebih baik
jika pelajar hanya mempelajari beberapa pelajaran yang mereka minati secara
mendalam?
Setiap siswa pun
dituntut untuk mengikuti semua mata pelajaran di sekolah. Mereka yang tidak
bisa mengerjakan soal matematika, fisika, dan kimia akan menganggap dirinya
bodoh karena tidak bisa mengerjakannya. Begitu juga dengan siswa yang tidak
pandai dalam olahraga, bermain musik, dan membuat karya seni. Mereka nuga akan
beranggapan bahwa dirinya bodoh. Padahal, mereka sebenarnya tidak bodoh karena
pada dasarnya, semua orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Tentu kita
tidak bisa mengatakan bahwa ikan itu bodoh karena ia tidak bisa memanjat pohon,
bukan?
Pendidikan di
Indonesia juga lebih menekankan pada hard skill (kemampuan akademis)
dibandingkan dengan soft skill (karakter, seperti kemampuan berkomunikasi,
mampu bekerja dalam tim, manajemen waktu dengan baik). Padahal, karakter yang
baik tidak kalah penting dari ilmu pengetahuan. Pendidikan karakter merupakan
penyeimbang dari kemampuan kognitif. Bangsa ini tidak kekurangan orang pintar
tapi kekurangan orang yang berkarakter. Beberapa kenyataan yang sering kita
jumpai bersama, seorang pengusaha kaya raya justru tidak dermawan atau seorang
politikus malah tidak peduli pada tetangganya yang kelaparan. Itu adalah bukti
adanya ketidak seimbagan antara pendidikan kognitif dan pendidikan karakter.
Pendidikan karakter adalah dasar dalam pembentukan karakter bangsa
yang baik dan tidak mengabaikan nilai-nilai sosial, seperti toleransi,
kebersamaan, saling membantu, dan menghormati. Berdasarkan penelitian di
Harvard University Amerika Serikat, kesuksesan seseorang tidak semata-mata
ditentukan oleh pengetahuan dan kemampuan teknis dan kognisinyan (hard skill)
saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft
skill).Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen
hard skill dan sisanya 80 persen oleh soft skill. Dan, kecakapan soft skill ini
terbentuk melalui pelaksanaan pendidikan karater pada
anak didik. Ada beberapa pola pendidikan yang dapat diterapkan, misalnya,
memberikan pemahaman dan mendiskusikan tentang hal yang baik dan buruk,
memberikan kesempatan dan peluang untuk mengembangkan dan mengeksplorasi
potensi dirinya serta memberikan apresiasi atas potensi yang dimilikinya,
menghormati keputusan dan mendukung anak dalam mengambil keputusan terhadap dirinya,
menanamkan pada anak didik untuk bertanggungjawab dan berkomitmen atas
pilihannya.
Masyarakat perlu
meningkatkan kesadarannya akan pentingnya pendidikan. Pendidikan sangatlah
penting bagi kehidupan semua orang, baik untuk diri sendiri, lingkungan, dan
negara. Melalui pendidikan yang baik, akan lahir generasi penerus bangsa yang
baik pula. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan harus
diikuti dengan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Perbaikan sistem
pendidikan dan penekanan pada pentingnya pendidikan karakter sangatlah
dibutuhkan.
Sekian pidato dari
saya. Mohon maaf jika ada kalimat dan tutur kata yang kurang berkenan. Semoga
apa yang saya sampaikan saat ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Sekian dan terima kasih.
No comments:
Post a Comment