Monday, June 3, 2019

Pidato - Pentingnya Pendidikan


            Selamat pagi/siang hadirin yang terhormat,   
Salam sejahtera bagi kita semua,
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmatNya, kita dapat berkumpul di tempat ini dalam keadaan sehat. Izinkan saya untuk menyampaikan pidato saya terkait dengan pendidikan di Indonesia, mengingat banyak orang yang tidak menyadari betapa pentingnya pendidikan bagi kehidupan. Selain itu, pendidikan juga merupakan salah satu cara untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang lebih baik.
Secara umum, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik agar secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Berdasarkan UU No. 2 Tahun 1985, tujuan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang seutuhnya yaitu yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan bangsa.
Pendidikan sangatlah penting bagi kehidupan setiap orang. Melalui pendidikan, setiap orang akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupan mereka. Pendidikan juga mampu menggali dan mengasah potensi yang ada di dalam diri setiap orang, memperluas wawasan, memperbaiki karakter, dan menjamin masa depan. Bagi suatu negara, pendidikan mampu menciptakan generasi penerus bangsa yang hebat dan cerdas.
Ibarat sebuah bangunan, pendidikan merupakan salah satu tiang penyangga yang membuat bangunan dapat berdiri dengan tegap dan kuat. Indonesia, sebagai negara dengan penduduk terbanyak nomor empat di dunia, dengan jumlah penduduk 265 juta jiwa, sudah seharusnya mengedepankan pendidikan untuk memajukan peradaban sehingga Indonesia bisa berdiri lebih kuat lagi dalam menghadapi perkembangan zaman. Namun, sayangnya, masih banyak orang yang kurang peduli akan pendidikan. Kebanyakan masyarakat kalangan bawah yang tinggal di pedesaan ataupun daerah terpencil masih mengesampingkan pendidikan. Mereka menaruh pendidikan pada nomor sekian karena yang terpenting bagi mereka adalah bagaimana cara untuk bertahan hidup. Bagi mereka, lebih baik bekerja daripada sekolah. Alasannya sederhana, karena jika bekerja, mereka bisa menghasilkan uang, sedangkan sekolah hanya membuang-buang uang. Data UNICEF tahun 2016 yang menyatakan bahwa sebanyak 2,5 juta anak Indonesia tidak dapat menikmati pendidikan lanjutan, yakni sebanyak 600 ribu anak SD dan 1,9 juta anak usia SMP.
Pemerintah sendiri sudah mengupayakan beberapa hal untuk memajukan pendidikan Indonesia, seperti program wajib belajar 12 tahun, pemberian modal bantuan pendidikan (seperti Kartu Indonesia Pintar), membangun sekolah-sekolah di wilayah terpencil, memberikan beasiswa kepada siswa yang kurang mampu, dan sebagainya. Di sini, peran keluarga dan masyarakat juga dibutuhkan. Mungkin banyak orang berpikir bahwa pendidikan hanya didapatkan melalui sekolah. Padahal, pendidikan juga bisa didapatkan melalui keluarga dan masyarakat. Namun, semakin hari, tempat pendidikan ini semakin dipersempit bagi kebanyakan orang. Pendidikan seakan-akan hanya dilakukan di sekolah atau melalui pendidikan formal. Hal ini membuat munculnya pola pikir orang tua yang hanya menganggap bahwa tempat pendidikan hanyalah sekolah dan kurang menyadari peranan keluarga sebagai tempat pendidikan.
Keluarga sebagai pintu pertama dan utama yang dilalui oleh setiap anak harus mampu mengenalkan nilai-nilai kehidupan yang mungkin tidak diajarkan di sekolah. Orang tua harus mampu mengajarkan anaknya tentang agama, budi pekerti, etika, sopan santun, moral, cara bersosialisasi, tanggung jawab, kemandirian, cara membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik, dan sebagainya. Dengan adanya pendidikan dari sekolah dan orang tua maka kelak akan tercipta generasi penerus bangsa yang hebat.

Setelah menyadari pentingnya pendidikan, ada beberapa hal yang harus dibenahi terkait, seperti kurikulum dan pendidikan karakter. Hal ini perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Menurut survei Political and Economic Risk Consultant, kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam.
Sampai saat ini, perubahan kurikulum di Indonesia telah terjadi sebanyak 10 kali. Semua kurikulum yang pernah berlaku tersebut sebenarnya baik adanya, demi menyempurnakan metode belajar dan memberikan konsep pembelajaran yang tidak hanya secara kognitif melainkan juga dalam hal menanamkan rasa cinta terhadap bangsa serta perilaku moral yang baik. Namun, kurikulum yang digunakan hanya didasarkan pada pengetahuan pemerintah tanpa memperhatikan kebutuhan masyarakat.
Salah satu contohnya adalah pelajar SMA harus mempelajari 14-17 mata pelajaran. Tentu jumlah ini terlalu banyak untuk dikuasai oleh seorang pelajar. Selain itu, terlalu banyak materi yang harus dikuasai siswa dari setiap pelajaran yang membuat tidak semua materi dapat tersampaikan dengan baik. Beban belajar siswa yang terlalu berat juga membuat waktu belajar di sekolah terlalu lama. Hal ini membuat pelajar tidak memiliki waktu untuk mengembangkan hobi atau melakukan kegiatan lainnya di luar akademis. Padahal, belajar itu tidak hanya melalui sekolah. Jumlah pelajaran yang terlalu banyak juga membuat pelajar hanya mengetahui dasar dari setiap materi yang mereka pelajari. Apakah sebenarnya pelajar membutuhkan pelajaran dengan jumlah sebanyak itu? Akankah lebih baik jika pelajar hanya mempelajari beberapa pelajaran yang mereka minati secara mendalam?
Setiap siswa pun dituntut untuk mengikuti semua mata pelajaran di sekolah. Mereka yang tidak bisa mengerjakan soal matematika, fisika, dan kimia akan menganggap dirinya bodoh karena tidak bisa mengerjakannya. Begitu juga dengan siswa yang tidak pandai dalam olahraga, bermain musik, dan membuat karya seni. Mereka nuga akan beranggapan bahwa dirinya bodoh. Padahal, mereka sebenarnya tidak bodoh karena pada dasarnya, semua orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Tentu kita tidak bisa mengatakan bahwa ikan itu bodoh karena ia tidak bisa memanjat pohon, bukan?
Pendidikan di Indonesia juga lebih menekankan pada hard skill (kemampuan akademis) dibandingkan dengan soft skill (karakter, seperti kemampuan berkomunikasi, mampu bekerja dalam tim, manajemen waktu dengan baik). Padahal, karakter yang baik tidak kalah penting dari ilmu pengetahuan. Pendidikan karakter merupakan penyeimbang dari kemampuan kognitif. Bangsa ini tidak kekurangan orang pintar tapi kekurangan orang yang berkarakter. Beberapa kenyataan yang sering kita jumpai bersama, seorang pengusaha kaya raya justru tidak dermawan atau seorang politikus malah tidak peduli pada tetangganya yang kelaparan. Itu adalah bukti adanya ketidak seimbagan antara pendidikan kognitif dan pendidikan karakter.
Pendidikan karakter adalah dasar dalam pembentukan karakter bangsa yang baik dan tidak mengabaikan nilai-nilai sosial, seperti toleransi, kebersamaan, saling membantu, dan menghormati. Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat, kesuksesan seseorang tidak semata-mata ditentukan oleh pengetahuan dan kemampuan teknis dan kognisinyan (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill).Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen hard skill dan sisanya 80 persen oleh soft skill. Dan, kecakapan soft skill ini terbentuk melalui pelaksanaan pendidikan karater pada anak didik. Ada beberapa pola pendidikan yang dapat diterapkan, misalnya, memberikan pemahaman dan mendiskusikan tentang hal yang baik dan buruk, memberikan kesempatan dan peluang untuk mengembangkan dan mengeksplorasi potensi dirinya serta memberikan apresiasi atas potensi yang dimilikinya, menghormati keputusan dan mendukung anak dalam mengambil keputusan terhadap dirinya, menanamkan pada anak didik untuk bertanggungjawab dan berkomitmen atas pilihannya.
Masyarakat perlu meningkatkan kesadarannya akan pentingnya pendidikan. Pendidikan sangatlah penting bagi kehidupan semua orang, baik untuk diri sendiri, lingkungan, dan negara. Melalui pendidikan yang baik, akan lahir generasi penerus bangsa yang baik pula. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan harus diikuti dengan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Perbaikan sistem pendidikan dan penekanan pada pentingnya pendidikan karakter sangatlah dibutuhkan.
Sekian pidato dari saya. Mohon maaf jika ada kalimat dan tutur kata yang kurang berkenan. Semoga apa yang saya sampaikan saat ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Sekian dan terima kasih.

No comments:

Post a Comment