Terbentang dari Sabang sampai Merauke dan dari Miangas
sampai Pulau Rote, Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia.
Tepatnya, Indonesia memiliki 17.504 pulau. Dengan luas lebih dari 7,81 juta km2,
tak heran setiap wilayah di Indonesia memiliki ciri khasnya masing-masing. Hal
ini membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa majemuk yang terdiri dari berbagai
suku bangsa, agama, dan bahasa. Keberagaman ini membuat Indonesia menjadi unik
di mata negara lain.
Namun, di balik itu, keberagaman
masyarakat Indonesia memberikan tantangan tersendiri bagi persatuan dan
kesatuan bangsa apabila tidak disertai dengan sikap saling menghormati,
menghargai, dan toleransi. Keberagaman suku, agama, dan bahasa dapat memicu
terjadinya berbagai konflik yang terkait dengan isu SARA.
Salah satu konflik berbau SARA
terbesar yang pernah terjadi di Indonesia adalah Kerusuhan Mei 1998. Peristiwa
penembakan yang menewaskan empat mahasiswa Trisakti ini ternyata berbuntut
panjang. Kerusuhan yang terjadi menular pada konflik antara etnis pribumi dan
etnis Tionghoa. Banyak aset milik etnis Tionghoa dijarah dan dibakar oleh massa
yang kalap. Tindakan kekerasan dan pelecahan seksual dari massa pribumi pun
dialami oleh para wanita dari etnis Tionghoa kala itu. Peristiwa ini tentu membuat
hubungan antara orang beretnis Tionghoa dan Pribumi menjadi kurang baik. Tidak
dapat dipungkiri bahwa sampai saat ini, masih ada sentimen antara etnis pribumi
dan Tionghoa.
Selain itu, konflik antar agama juga
marak terjadi di Indonesia. Salah satu contohnya adalah konflik antar agama
yang terjadi di Ambon pada tahun 1999. Konflik ini meluas dan menjadi kerusuhan
buruk antara agama Islam dan Kristen yang berakhir dengan banyaknya korban jiwa
yang meninggal dunia. Orang-orang dari agama Islam maupun Kristen saling serang
dan berusaha untuk menunjukkan kekuatannya. Kerusuhan ini membuat kerukunan
antar umat beragama di Indonesia menjadi memanas hingga waktu yang cukup lama.
Masih
banyak sekali konflik-konflik akibat keberagaman suku, agama, dan bahasa yang
pernah terjadi di Indonesia. Bahkan, sampai saat ini, konflik-konflik tersebut
masih banyak terjadi. Tentunya, hal ini sangat disayangkan karena keberagaman
masyarakat Indonesia merupakan sebuah kekayaan yang tiada tara nilainya.
Jika kita lihat satu per satu, keberagaman yang ada di
masyarakat Indonesia sebenarnya sangatlah indah dan memperkaya Indonesia
sebagai suatu negara. Misalnya, keberagaman bahasa daerah. Keberagaman bahasa
daerah dipersatukan oleh satu bahasa pemersatu, yaitu bahasa Indonesia. Bahasa
Indonesia ditetapkan sebagai bahasa pemersatu yang pemberlakuannya sama sekali
tidak mendapat pertentangan. Bahasa Indonesia disepakati secara sadar sebagai
bahasa yang menyatukan seluruh masyarakat Indonesia. Meskipun begitu, masih ada
celah bagi bahasa-bahasa daerah untuk tetap eksis.
Selain bahasa, kebudayaan Indonesia yang beragam juga
saling memperkaya satu sama lain. Berbeda dengan keberagaman bahasa yang dapat
disatukan oleh suatu bahasa, yaitu bahasa Indonesia, masing-masing budaya
memiliki ruang gerak yang luas untuk eksis dan semuanya hadir memperkaya satu
sama lain tanpa adanya pertentangan.
Selain itu, keberagaman Indonesia juga tampak dalam
keyakinan beragama. Negera ini mengakui enam agama, yakni Islam, Kristen
Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Keenam agama ini hidup
berdampingan secara damai dalam bingkai Pancasila, khususnya sila pertama,
yakni Ketuhanan Yang Maha Esa. Bahkan tak jarang masyarakat lintas agama secara
bersama-sama berdialog damai mengenai pemecahan solusi terhadap berbagai isu
yang ada di masyarakat.
Oleh karena itu, sayang
sekali rasanya jika keberagaman ini malah menghambat persatuan dan kesatuan di
Indonesia. Meskipun sampai saat ini masih ditemui konflik-konflik
pemecah persatuan dan kesatuan yang disebabkan oleh keberagaman, jumlah
konflik-konflik ini sudah jauh berkurang jika dibandingkan dengan zaman dahulu.
Artinya, semakin ke sini, semakin banyak masyarakat Indonesia yang menyadari
bahwa keberagaman bukanlah sesuatu yang seharusnya memecah belah bangsa
Indonesia.
Beruntungnya, kita punya Pancasila dan semboyan Bhinneka
Tunggal Ika yang mampu menyatukan keberagaman dalam satu payung Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Pancasila sebagai filosofi dasar berbangsa dan bernegara memuat
nilai-nilai yang berakar pada semangat kebersamaan sebagai sebuah bangsa yang
sangat beragam. Sila-sila Pancasila merupakan simpul kebersamaan yang mengikat
keberagaman Indonesia. Sudah seharusnya kita menerapkan nilai-nilai yang
terkandung di dalam Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, seperti rukun antar
umat beragama, saling toleransi, menghargai semua budaya dalam masyarakat, dan
sebagainya. Begitu juga dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang artinya
walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Bhinneka Tunggal Ika bukan sekadar
semboyan, melainkan sesuatu yang harus dihayati dan disimpan dalam hati setiap
warga negara Indonesia untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Semangat kebersamaan yang tinggi juga mampu mendorong
terjadinya persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan semangat kebersamaan yang
tinggi, konflik-konflik yang ada di masyarakat dapat diselesaikan dengan yang
akomodatif, melalui mediasi, kompromi, dan ajudikasi. Bukan melalui kekerasan.
Indonesia adalah bangsa yang kaya, bangsa yang terdiri dari
masyarakat yang beragam, di mana hal ini merupakan ciri khas yang patut dijaga
dan dilestarikan. Keberagaman bukanlah penghalang, melainkan pendorong agar
kita menjadi satu padu. Penerapan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila,
semboyan Bhinneka Tunggal Ika, dan semangat untuk mewujudkan persatuan dan
kesatuan yang tinggi harus terus digalakkan untuk memerangi konflik-konflik
yang disebabkan oleh pihak-pihak yang tidak mampu menerima keberagaman suku,
agama, dan bahasa yang ada di Indonesia sebagai sesuatu yang memperkaya.
No comments:
Post a Comment