Monday, June 3, 2019

Keberagaman Masyarakat Indonesia: Penghalang atau Pendorong Persatuan Bangsa?


Terbentang dari Sabang sampai Merauke dan dari Miangas sampai Pulau Rote, Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Tepatnya, Indonesia memiliki 17.504 pulau. Dengan luas lebih dari 7,81 juta km2, tak heran setiap wilayah di Indonesia memiliki ciri khasnya masing-masing. Hal ini membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa, agama, dan bahasa. Keberagaman ini membuat Indonesia menjadi unik di mata negara lain.
            Namun, di balik itu, keberagaman masyarakat Indonesia memberikan tantangan tersendiri bagi persatuan dan kesatuan bangsa apabila tidak disertai dengan sikap saling menghormati, menghargai, dan toleransi. Keberagaman suku, agama, dan bahasa dapat memicu terjadinya berbagai konflik yang terkait dengan isu SARA.
            Salah satu konflik berbau SARA terbesar yang pernah terjadi di Indonesia adalah Kerusuhan Mei 1998. Peristiwa penembakan yang menewaskan empat mahasiswa Trisakti ini ternyata berbuntut panjang. Kerusuhan yang terjadi menular pada konflik antara etnis pribumi dan etnis Tionghoa. Banyak aset milik etnis Tionghoa dijarah dan dibakar oleh massa yang kalap. Tindakan kekerasan dan pelecahan seksual dari massa pribumi pun dialami oleh para wanita dari etnis Tionghoa kala itu. Peristiwa ini tentu membuat hubungan antara orang beretnis Tionghoa dan Pribumi menjadi kurang baik. Tidak dapat dipungkiri bahwa sampai saat ini, masih ada sentimen antara etnis pribumi dan Tionghoa.
            Selain itu, konflik antar agama juga marak terjadi di Indonesia. Salah satu contohnya adalah konflik antar agama yang terjadi di Ambon pada tahun 1999. Konflik ini meluas dan menjadi kerusuhan buruk antara agama Islam dan Kristen yang berakhir dengan banyaknya korban jiwa yang meninggal dunia. Orang-orang dari agama Islam maupun Kristen saling serang dan berusaha untuk menunjukkan kekuatannya. Kerusuhan ini membuat kerukunan antar umat beragama di Indonesia menjadi memanas hingga waktu yang cukup lama.
            Masih banyak sekali konflik-konflik akibat keberagaman suku, agama, dan bahasa yang pernah terjadi di Indonesia. Bahkan, sampai saat ini, konflik-konflik tersebut masih banyak terjadi. Tentunya, hal ini sangat disayangkan karena keberagaman masyarakat Indonesia merupakan sebuah kekayaan yang tiada tara nilainya.
Jika kita lihat satu per satu, keberagaman yang ada di masyarakat Indonesia sebenarnya sangatlah indah dan memperkaya Indonesia sebagai suatu negara. Misalnya, keberagaman bahasa daerah. Keberagaman bahasa daerah dipersatukan oleh satu bahasa pemersatu, yaitu bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa pemersatu yang pemberlakuannya sama sekali tidak mendapat pertentangan. Bahasa Indonesia disepakati secara sadar sebagai bahasa yang menyatukan seluruh masyarakat Indonesia. Meskipun begitu, masih ada celah bagi bahasa-bahasa daerah untuk tetap eksis.
Selain bahasa, kebudayaan Indonesia yang beragam juga saling memperkaya satu sama lain. Berbeda dengan keberagaman bahasa yang dapat disatukan oleh suatu bahasa, yaitu bahasa Indonesia, masing-masing budaya memiliki ruang gerak yang luas untuk eksis dan semuanya hadir memperkaya satu sama lain tanpa adanya pertentangan.
Selain itu, keberagaman Indonesia juga tampak dalam keyakinan beragama. Negera ini mengakui enam agama, yakni Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Keenam agama ini hidup berdampingan secara damai dalam bingkai Pancasila, khususnya sila pertama, yakni Ketuhanan Yang Maha Esa. Bahkan tak jarang masyarakat lintas agama secara bersama-sama berdialog damai mengenai pemecahan solusi terhadap berbagai isu yang ada di masyarakat.
Oleh karena itu, sayang sekali rasanya jika keberagaman ini malah menghambat persatuan dan kesatuan di Indonesia. Meskipun sampai saat ini masih ditemui konflik-konflik pemecah persatuan dan kesatuan yang disebabkan oleh keberagaman, jumlah konflik-konflik ini sudah jauh berkurang jika dibandingkan dengan zaman dahulu. Artinya, semakin ke sini, semakin banyak masyarakat Indonesia yang menyadari bahwa keberagaman bukanlah sesuatu yang seharusnya memecah belah bangsa Indonesia.
Beruntungnya, kita punya Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang mampu menyatukan keberagaman dalam satu payung Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pancasila sebagai filosofi dasar berbangsa dan bernegara memuat nilai-nilai yang berakar pada semangat kebersamaan sebagai sebuah bangsa yang sangat beragam. Sila-sila Pancasila merupakan simpul kebersamaan yang mengikat keberagaman Indonesia. Sudah seharusnya kita menerapkan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, seperti rukun antar umat beragama, saling toleransi, menghargai semua budaya dalam masyarakat, dan sebagainya. Begitu juga dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang artinya walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Bhinneka Tunggal Ika bukan sekadar semboyan, melainkan sesuatu yang harus dihayati dan disimpan dalam hati setiap warga negara Indonesia untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Semangat kebersamaan yang tinggi juga mampu mendorong terjadinya persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan semangat kebersamaan yang tinggi, konflik-konflik yang ada di masyarakat dapat diselesaikan dengan yang akomodatif, melalui mediasi, kompromi, dan ajudikasi. Bukan melalui kekerasan.
Indonesia adalah bangsa yang kaya, bangsa yang terdiri dari masyarakat yang beragam, di mana hal ini merupakan ciri khas yang patut dijaga dan dilestarikan. Keberagaman bukanlah penghalang, melainkan pendorong agar kita menjadi satu padu. Penerapan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, semboyan Bhinneka Tunggal Ika, dan semangat untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan yang tinggi harus terus digalakkan untuk memerangi konflik-konflik yang disebabkan oleh pihak-pihak yang tidak mampu menerima keberagaman suku, agama, dan bahasa yang ada di Indonesia sebagai sesuatu yang memperkaya.

No comments:

Post a Comment